VIDEO: Unjuk Rasa di Tambang Nikel di Blok Mandiodo Konawe Utara Berakhir Ricuh

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 5 Juni 2023 15:16 WIB
Konawe Utara, MI - Massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Konut Menggugat melakukan unjuk rasa di tambang nikel di Blok Mandiodo, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, berujung ricuh. Berdasarkan sumber Monitor Indonesia, aksi tersebut terjadi pada Senin (5/6) siang. "Iya terjadi kerusuhan disini. Bentrokan itu bermula dari aksi demonstrasi di PT Antam UBPN Konawe Utara, blok Mandiodo dan Tapunopaka. Sering terjadi, mereka mendesak PT Antam aktivitas penambangannya disetop karena tidak memberdayakan pengusaha lokal," kata sumber itu. Sementara dalam video yang diterima, terlihat pengunjuk rasa terlibat kericuhan dengan petugas kepolisian dengan melesakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. [video width="640" height="352" mp4="https://monitorindonesia.com/2023/06/VID-20230605-WA0013.mp4"][/video] [video width="640" height="352" mp4="https://monitorindonesia.com/2023/06/VID-20230605-WA0012.mp4"][/video] [video width="640" height="352" mp4="https://monitorindonesia.com/2023/06/VID-20230605-WA0011.mp4"][/video]   Dalam unjuk rasa ini, sekitar 159 personel Brimob dikerahkan ke kawasan tambang PT Antam Mandiodo itu. Niatnya mengamankan unjuk rasa, yang terjadi justru sebaliknya. Pengunjuk rasa malah terlibat keributan dengan polisi. Mereka melempari polisi dengan batu. Polisi berlindung di belakang barikade sambil melepaskan tembakan gas air mata untuk mengurai massa. “Tembak! Tembaaakk!” terdengar suara melalui alat pengeras. Sebagian besar pengunjuk rasa memilih mundur saat melihat tembakan air mata. Namun, beberapa orang tetap merangsek dan menyerang polisi. Sehari sebelumnya, Komandan Pelopor Sat Brimob Sultra, Kompol I Ketut Arya Wijanarka mengatakan, personel dikerahkan untuk menghindari gangguan dan kericuhan saat aksi. “Kita imbau agar massa tetap tertib dalam menyampaikan aspirasi dan jangan mudah terprovokasi yang dapat memecah barisan pengunjuk rasa,” katanya. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari  PT Antam.