Penemuan Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Malang, Begini Kronologinya

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 13 Desember 2023 06:29 WIB
Pesan di kaca rias yang ditulis dengan spidol hitam, untuk anak sulungnya ARE saudara kembar AKE [Foto: Ist]
Pesan di kaca rias yang ditulis dengan spidol hitam, untuk anak sulungnya ARE saudara kembar AKE [Foto: Ist]
Malang, MI - Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Malang, masih melakukan penyelidikan mendalam terkait, kasus sekeluarga bunuh diri di Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/12).

Mereka yang tewas adalah Wahaf Efendi (38), seorang ayah sekaligus, guru di sekolah dasar negeri, kemudian istrinya, Sulikha (35), dan putrinya, ARE (13). 

Dugaan kuat mereka bunuh diri, setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan menemukan obat nyamuk, gelas bekas obat nyamuk, dan sebilah pisau yang digunakan dalam peristiwa tersebut.

Selain itu, Polisi juga menemukan pesan wasiat yang terpampang di kaca rias ditulis dengan spidol hitam. Polisi mencoba memerinci kronologi peristiwa ini, bagaimana ketiganya akhirnya ditemukan dalam kondisi kritis di dalam kamar yang terkunci.

Pesan itu bertuliskan 'Papa, Mama, Adik pergi dulu, Nurut Uti, Kung, Tante, dan Om, Belajar yang Baik, Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak, Papa'.

Informasi dari warga menyebutkan bahwa pada Senin (11/12) malam sebelum ditemukan tewas, Wahaf Efendi terlihat habis menunaikan salat Isya berjemaah, di salah satu masjid desa. 

Keluarga ini juga terlihat berkumpul seperti biasanya, di rumah kontrakannya yang telah ditempati selama 7 tahun.

Menurut keterangan anaknya, AKE, pada malam hari tersebut, mereka beralih ke kamar tidur masing-masing. Pukul 03.00 WIB, Wahaf menjemput ARE ke kamarnya, sementara AKE ditinggal di kamar sendiri.

Keesokan paginya, AKE mencoba memanggil orang tuanya dan adiknya berulang kali, tetapi kamar orang tuanya tetap terkunci. Merasa curiga, AKE meminta bantuan tetangganya, Galih, untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam.

Setelah berhasil membuka pintu, Galih dan warga lainnya mendapati kamar dalam kondisi gelap, dengan ceceran darah di lantai. Wahaf terkapar dengan luka sayatan di pergelangan tangan kiri, sementara Sulikha dan ARE tergeletak di kasur.

Polisi yang tiba di lokasi, segera mengevakuasi Wahaf ke Rumah Sakit dr Moenir Lanud Abdurrahman Saleh, Malang. Namun, akibat luka sayatan pisau yang dalam, guru SD Negeri 3 Sukun itu akhirnya meninggal.

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah mengatakan pihaknya masih aktif melakukan penyelidikan terkait, motif peristiwa ini dengan memeriksa saksi, tetangga, dan keluarga. 

Tim dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang serta psikolog pendamping, juga turut membantu untuk memberikan pendampingan psikologis kepada AKE.

"Masih didalami, semoga segera bisa terungkap motif dalam peristiwa ini," tandasnya.