Hari Pancasila 1 Juni 2024, Rasmin Jaya: Terus Gelorakan Semangat Perjuangan

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 1 Juni 2024 19:29 WIB
Ketua DPC GMNI Kota Kendari (Foto: Dok MI)
Ketua DPC GMNI Kota Kendari (Foto: Dok MI)

Kendari, MI - Dalam memperingati momentum hari besar nasional 1 Juni 2024, sebagai hari lahir Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya mengingatkan agar generasi muda terus menggelorakan semangat perjuangan dan kesadaran untuk melihat setiap persoalan bangsa, negara dan masyarakat khususnya yang ada di daerah masing-masing.

"Di momentum hari lahir Pancasila 1 Juni selain menjadikan kita refleksi untuk membangun kesadaran nasionalisme dan patriotisme, kita juga harus menjadi instrumen solusi untuk menyampaikan kepada pemerintah terkait beberapa masalah yang sedang dihadapi saat ini," ujar Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya kepada Monitorindonesia.com, Sabtu (1/6/2024).

Apa lagi di tengah kondisi dan carut marut bangsa yang di Landa dengan banyak persoalan ini. Tergerusnya nilai-nilai kebudayaan lokal dan nasional membuat kita tidak menutup mata akan hal itu.

Apa lagi generasi muda banyak mengalami disorientasi, krisis mentalitas, krisis moralitas. Sehingga kita perlu menjadikan momentum hari lahir pancasila 1 Juni di tahun 2024 sebagai refleksi untuk kembali memperbaiki tatanan yang sudah rusak.

Sebab Pancasila bukan sekedar political theory, melainkan the guiding theory untuk menghapus penghisapan manusia atas manusia sekaligus ia sebagai fondasi dan dasar pemersatu bangsa.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam filosofi bangsa indonesia sangat banyak menyimpan makna tentang arti kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Olehnya itu kita harus melanjutkan cita-cita dan semangat perjuangan seperti founding father bangsa Indonesia.

"Karena jika melihat permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini sala satunya memudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Kita liat saja dalam setiap memperingati momentum hari besar, antusias dan partisipasi sangat sedikit sekali," tegasnya.

Ia juga mengingatkan, nasionalisme jangan hanya ditafsirkan dalam arti yang sempit, apa lagi Soekarno mengingatkan kepada kita, bahwa nasionalisme kita adalah peri kemanusiaan yang menolak penghisapan, kriminalisasi dan ekploitasi kepada sesama.

Rasmin Jaya menambahkan, sejak dahulu dan sekarang serta masa yang akan datang, peran generasi muda tetap menjadi pilar, penggerak, dan pengawal jalannya pembangunan nasional.

"Olehnya itu sangat diharapkan, dibutuhkan kesadaran nasional untuk kembali kepada cita-cita revolusi 1945 sebagai jalan menuju sosialisme indonesia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.

Terakhir dengan terus memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni setiap tahunnnya membuktikan bahwa ini adalah wujud bukti dan komitmen menjaga pancasila dan keberagaman. 

Membangun sikap persatuan dan toleransi melalui organisasi dan jejaring sosial yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mendedikasikan dirinya dalam berbagai persoalan masyarakat.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan bapak pendiri bangsa ketika negara Indonesia didirikan dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. 

Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan dan corong dalam menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang.

Diera globalisasi ini, peran generasi muda yang mewakili hati dan pikiran rakyat tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia.

"Generasi muda harus menjadi ujung tombak dalam setiap persoalan yang mengancam keutuhan, sebagai pilar bangsa diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara Indonesia," bebernya.

Sejarah adalah pelajaran yang berharga. Masa lalu dan masa kini merupakan modal utama bagaimana masa depan terbentuk.

"Ku harap kita semua bagian dari pada pembuat sejarah bukan penikmat sejarah bangsa ini," harapnya.