Laut Maluku Utara Menjadi Tulang Punggung Ekonomi yang Baru


Sofifi, MI – Provinsi Maluku Utara, dengan lebih dari 900 pulau, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan sektor perikanan di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesra Setda Provinsi Maluku Utara, Kadri Laetje, dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan PTSP, pekan ini di Sofifi.
Menurut Kadri, keberhasilan pemanfaatan potensi ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam memetakan secara jelas ruang pengelolaan, penggunaan, pemanfaatan, serta pengamanan sumber daya perikanan yang ada.
Dalam FGD tersebut, Kadri menjelaskan bahwa sumber daya perikanan dan perairan merupakan sektor unggulan yang memiliki peran sentral dalam mendukung program hilirisasi yang tengah diusung oleh pemerintah pusat.
Namun, ia mengingatkan bahwa implementasi program ini memerlukan pengkajian yang komprehensif terhadap manajemen risiko serta manajemen pengelolaan sumber daya perikanan.
"Kita harus memastikan bahwa program hilirisasi perikanan didasarkan pada prinsip keberlanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang," ujar Kadri.
Salah satu pendekatan yang dianggap penting oleh Kadri adalah penerapan konsep sustainable resources dalam hilirisasi perikanan.
Ia menekankan bahwa program restocking dan stock enhancement perlu dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik habitat perairan di Maluku Utara.
Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut yang menjadi sumber utama bagi kehidupan masyarakat pesisir.
Lebih lanjut, Kadri juga menyoroti peran krusial para pemangku kepentingan, termasuk sektor perikanan dan pemerintah daerah, dalam memetakan potensi dan zona-zona vital seperti spawning ground, nursery ground, dan feeding ground. Pemetaan ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan di masa depan.
"Sinergi antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya perikanan yang ada dapat dikelola secara berkelanjutan," tambahnya.
Selain aspek lingkungan, Kadri juga menekankan pentingnya pengembangan industri perikanan skala kecil, terutama dalam bentuk home industry.
Ia menyebutkan bahwa industri rumah tangga dalam pengolahan perikanan, seperti pengalengan ikan dan diversifikasi produk, memiliki ketahanan yang kuat terhadap goncangan ekonomi, termasuk krisis moneter.
"Industri rumahan tidak hanya membantu mengatasi masalah pengangguran, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi tulang punggung ekonomi di daerah-daerah pesisir," ungkap Kadri.
Di tengah prospek yang menjanjikan, Kadri mengingatkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi industri perikanan di Maluku Utara adalah menjaga keberlanjutan stok ikan serta stabilitas mutu produk.
Ia menjelaskan bahwa permintaan pasar perikanan terus meningkat, baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional. Namun, tanpa pengelolaan yang baik, peningkatan permintaan ini dapat menimbulkan tekanan pada stok ikan yang ada.
"Program standing stock harus terus dipantau dan dijaga, sementara mutu produk perikanan harus dipertahankan dari tahap penangkapan di laut hingga sampai ke tangan konsumen," tegasnya.
Kadri juga tidak mengabaikan pentingnya aspek integritas dan perilaku pekerja dalam industri perikanan.
Menurutnya, banyak industri perikanan besar di Indonesia yang mengalami kegagalan bukan karena kurangnya sumber daya atau teknologi, melainkan karena perilaku tidak profesional dari para pekerja.
"Praktik-praktik seperti pencurian ikan dalam rantai produksi dapat merusak seluruh ekosistem bisnis, dan ini harus dicegah dengan meningkatkan integritas serta perilaku pekerja," kata Kadri.
Dalam FGD ini, Kadri berharap agar seluruh peserta, termasuk pemerintah daerah dan para pelaku industri perikanan, dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang akan memperkuat pengelolaan dan pengembangan sumber daya perikanan di Maluku Utara.
Dengan demikian, potensi besar yang dimiliki provinsi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Melalui sinergi yang solid dan pendekatan yang holistik, Kadri optimis bahwa Maluku Utara dapat menjadi pionir dalam pengembangan sektor perikanan berbasis keberlanjutan di Indonesia.
"Kita memiliki semua yang dibutuhkan untuk sukses: sumber daya alam yang melimpah, dukungan pemerintah, serta komitmen dari para pelaku industri. Sekarang, tugas kita adalah memastikan bahwa semua potensi ini dikelola dengan baik dan bijaksana," pungkasnya. (Rais Dero)
Topik:
Kesra Maluku Utara Setda Provinsi Maluku Utara Kadri Laetje Maluku Utara Pemprov Maluku Utara