Damruddin Keliling Kabupaten Kota, Bawa Misi Perbaikan Pendidikan


Sofifi, MI – Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku Utara, Damruddin, mengungkapkan hasil kunjungannya ke enam kabupaten dan dua kota di provinsi ini.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya silaturahmi dan pembinaan terhadap satuan pendidikan di daerah tersebut.
Damruddin menyampaikan hal ini dalam wawancara dengan wartawan di ruang kerjanya di Sofifi, Kamis (3/10/2024).
Dalam kunjungannya, Damruddin menyatakan bahwa terdapat dua tujuan utama dari kegiatan ini.
“Yang pertama, sebagai Plt Kepala Dikbud, saya ingin bersilaturahmi dengan semua unit pendidikan, mulai dari Kepala SMK, SMA, hingga SLB. Kami mengumpulkan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, operator sekolah, hingga staf tata usaha. Ini merupakan bentuk silaturahmi,” ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa tujuan kedua adalah untuk melakukan pembinaan secara menyeluruh.
“Kami ingin membina satuan pendidikan agar sesuai dengan peraturan gubernur terkait struktur dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” terang Damruddin.
Damruddin juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara sekolah-sekolah dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang disebutnya sebagai “rumah besar” bagi semua elemen pendidikan di Maluku Utara.
Menurutnya, saat ini terdapat tali komunikasi yang terputus antara sekolah dengan dinas, sehingga penting untuk menyatukan kembali visi pendidikan di daerah ini.
“Fakta yang terjadi di lapangan adalah adanya pemutusan komunikasi antara dinas dan sekolah. Hal ini berdampak pada berbagai permasalahan, termasuk pengelolaan dana komite dan isu-isu keuangan lainnya yang muncul di beberapa kabupaten,” ungkapnya.
Damruddin menekankan bahwa semua unit pendidikan harus menjalankan pengelolaan keuangan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaannya.
Tema utama kunjungan Damruddin kali ini adalah “Mengembalikan Roh Pendidikan pada Struktur yang Ada.” Hal ini menjadi tantangan utama bagi Dinas Dikbud Maluku Utara mengingat banyaknya masalah yang ditemukan di lapangan.
Ia menekankan perlunya kolaborasi antara semua pihak, baik di tingkat dinas maupun di sekolah-sekolah, untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Maluku Utara.
Dalam kunjungannya ke enam kabupaten dan dua kota, yaitu Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Pulau Morotai, Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, dan Halmahera Selatan, Damruddin melihat langsung berbagai persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di daerah-daerah tersebut.
Sementara itu, dua kabupaten, yakni Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu, dijadwalkan akan dikunjungi setelah perayaan Hari Ulang Tahun ke-25 Provinsi Maluku Utara.
“Kita ingin melihat langsung kondisi pendidikan di lapangan. Banyak sekali masalah yang kami temukan, mulai dari keterbatasan tenaga pengajar hingga minimnya sumber daya manusia yang memadai,” ungkapnya.
Salah satu contohnya adalah sebuah sekolah di mana hanya terdapat satu guru berstatus PNS, yaitu Kepala Sekolah itu sendiri. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.
Selain fokus pada struktur pendidikan, Damruddin juga menyoroti rendahnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan di wilayah Maluku Utara.
Ia menyatakan bahwa tingkat literasi dan numerasi di provinsi ini masih berada di zona merah.
“Ini menjadi perhatian besar kami. Kami akan mendorong agar angka-angka ini segera bergerak ke arah hijau,” ujarnya dengan penuh tekad.
Lebih lanjut, ia juga berbicara mengenai pentingnya peningkatan Indeks Pelayanan Publik di Dinas Pendidikan.
Menurutnya, Dinas Dikbud telah memulai langkah-langkah untuk memperbaiki pelayanan publik, dan ini juga menjadi salah satu fokus dalam kunjungan dan pembinaan di berbagai kabupaten dan kota.
“Kami sampaikan kepada satuan pendidikan di bawah dinas, bahwa kami berkomitmen untuk terus memperbaiki pelayanan publik, sehingga semua pihak dapat merasakan dampak positif dari pembenahan ini,” tambahnya.
Dalam kunjungannya, Damruddin juga menemukan adanya kesenjangan serius dalam jumlah tenaga pengajar, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Beberapa SMK di daerah tertentu menghadapi kekurangan guru untuk mata pelajaran kejuruan, yang berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.
“Kita sedang berupaya mencari solusi untuk ini, termasuk melalui kerja sama dengan Universitas Khairun Ternate (UNKHAIR) untuk menempatkan mahasiswa kejuruan pertanian di SMK yang mengalami kekurangan guru. Ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas siswa dalam bidang keahlian mereka,” jelas Damruddin.
Ia juga mengungkapkan harapannya bahwa dengan kebijakan penempatan guru PPPK, masalah kekurangan guru dapat teratasi, terutama untuk mata pelajaran umum.
Namun, untuk mata pelajaran kejuruan, masih diperlukan solusi yang lebih spesifik dan berkelanjutan.
Kunjungan kerja dan pembinaan ini, menurut Damruddin, merupakan bagian dari upaya jangka panjang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara untuk memastikan bahwa pendidikan di daerah ini berjalan sesuai dengan harapan.
Dengan adanya sinergi antara semua elemen pendidikan, dari tingkat dinas hingga sekolah-sekolah, diharapkan kualitas pendidikan di Maluku Utara dapat terus meningkat.
“Kami tidak memiliki kepentingan lain selain memperbaiki kualitas pendidikan kita. Mari kita bekerja bersama-sama, dari tingkat atas hingga ke bawah, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus Maluku Utara,” pungkasnya.
Dengan agenda-agenda pembinaan yang telah dirancang, serta fokus pada perbaikan layanan publik dan pemenuhan standar pendidikan minimal, Damruddin berharap bahwa sektor pendidikan di Maluku Utara akan segera keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi saat ini dan mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih baik di masa mendatang. (Rais Dero)
Topik:
Maluku Utara