Peran Kepala Bappeda dalam Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Maluku Utara


Ternate, MI - Pemerintah Provinsi Maluku Utara tengah mengintensifkan upaya transformasi ekonomi dengan fokus pada pengembangan komoditas unggulan. Dalam rapat yang berlangsung di Batik Hotel Ternate, Senin (4/11/2024).
Kepala Bappeda Maluku Utara, Muhammad Sarmin S. Adam, menekankan pentingnya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai tulang punggung ekonomi daerah yang selama ini terpinggirkan.
Sarmin mengungkapkan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pergeseran signifikan dalam kontribusi PDRB di Maluku Utara selama periode 2018 hingga 2022.
“Meskipun sektor pertanian dan perikanan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, kontribusi mereka masih jauh di belakang sektor pertambangan, yang kini mendominasi PDRB kita,” jelasnya.
PDRB sektor pertambangan mencapai 12.441,1 miliar pada tahun 2022, sementara sektor industri pengolahan menyumbang 20.771,7 miliar.
Kepala Bappeda menegaskan bahwa untuk mengembalikan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan ke posisi strategis, perlu adanya pengembangan sentra industri berbasis komoditas unggulan.
“Kami perlu memaksimalkan potensi perikanan tangkap, budidaya rumput laut, serta perkebunan seperti pala, cengkeh, dan kelapa,” tambahnya.
Sarmin juga menyoroti perlunya meningkatkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks daya saing ekonomi, Sarmin mengungkapkan tantangan yang dihadapi Maluku Utara.
“Meskipun kita berhasil mencatat pertumbuhan positif pasca-pandemi, tidak semua kabupaten menunjukkan kemajuan yang sama. Daerah seperti Halmahera Barat dan Halmahera Tengah mengalami pertumbuhan yang lambat dan perlu perhatian serius,” katanya.
Ia mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk merumuskan kebijakan yang lebih terintegrasi dan mendukung pertumbuhan sektor unggulan.
Sarmin juga merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 yang menetapkan 17 arah transformasi, di mana salah satu tujuannya adalah menjadikan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus meningkatkan konektivitas antara desa dan kota agar pembangunan dapat lebih merata dan inklusif,” ungkapnya.
Rapat ini dihadiri oleh sejumlah pemateri dari Kementerian PPN/Bappenas dan Dinas Pertanian Maluku Utara yang memaparkan strategi konkret untuk pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan.
Dengan pendekatan yang tepat, Sarmin optimis bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dapat kembali menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Maluku Utara.
“Melalui kerja keras dan kolaborasi yang baik, kita dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja, sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi di berbagai daerah di provinsi ini,” tutupnya. (Rais Dero)
Topik:
maluku-utara