Senator NTT Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus pada Sekolah Swasta di Daerah 3T

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 21 November 2022 16:07 WIB
Jakarta, MI - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto meminta pemerintah pusat agar meningkatkan perhatian terhadap sekolah-sekolah swasta di Tanah Air. Perhatian khusus terutama untuk daerah-daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) seperti NTT, Papua dan wilayah Indonesia Timur lainnya, ujarnya dalam keterangan kepada wartawan, Senin (21/11). Dia menambahkan bahwa daerah 3T seperti NTT sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Dia mengatakan bahwa dulu, masa-masa awal Indonesia Merdeka, sekolah swasta Katolik maupun Protestan di daerah tersebut masih mengandalkan donatur dari luar. Akan tetapi, sekarang donatur dari luar sudah tidak ada dan semua serba mandiri, kata Abraham. Dia menjelaskan bahwa uang sekolah dari siswa sangat tidak cukup untuk membiayai proses kegiatan belajar-mengajar. Karena ada biaya untuk gaji guru, biaya perawatan sekolah, biaya pembelian fasilitas dan lain sebagainya. Di sisi lain, sekolah-sekolah swasta tidak mungkin memungut biaya besar kepada siswa karena pendapatan orang tua di daerah 3T sangat rendah. Sedangkan masalah lainnya adalah jika sekolah-sekolah swasta memungut biaya tinggi, para murid tidak ada yang mendaftar karena mereka lebih memilih daftar ke sekolah negeri karena sekolah negeri sudah sampai ke desa-desa. “Sekolah-sekolah swasta di daerah 3T terancam punah. Saya lihat tidak hanya sekolah-sekolah Kristen, tetapi juga sekolah swasta lainnya. Gempuran sekolah-sekolah negeri hingga ke desa-desa sangat mengancam sekolah swasta sehingga dibutuhkan kepedulian pemerintah,” tegas senator yang sudah tiga periode ini. Menurut Ketua Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Wilayah NTT ini, daerah 3T tidak akan maju-maju jika tidak ada peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM hanya bisa dilakukan melalui sektor pendidikan, katanya. "Namun sangat disayangkan jika sektor pendidikan hanya diandalkan kepada sekolah negeri. Apa pemerintah sanggup jika hanya andalkan sekolah-sekolah negeri?, katanya mempertanyakan. Dia mengatakan sebelum ada sekolah-sekolah negeri, sekolah swasta sudah berjasa mencerdaskan bangsa ini. Di NTT, sekolah-sekolah Kristen merupakan sekolah pelopor. Maka jasa mereka tidak bisa dilupakan begitu saja,” tutur Abraham. Dia mendukung program pemerintah membuka sebanyak-banyak sekolah negeri karena itu memang tugas negara. Namun sekolah swasta, termasuk sekolah-sekolah Kristen juga didukung karena ikut membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Mantan Ketua Kadin Provinsi NTT ini mengakui, selama ini memang sudah ada perhatian dari pemerintah terhadap sekolah-sekolah swasta, termasuk sekolah Kristen di daerah 3T. Namun bantuan itu tidak besar karena bantuan sebatas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Itupun tidak semua sekolah Kristen mendapatkannya. “Kami tidak berharap setara seperti ke sekolah Madrasah di kalangan Muslim. Tapi setidaknya ada tambahan perhatian, terutama sekolah-sekolah Kristen di daerah 3 T,” jelas Abraham. Dia menambahkan jika sekolah-sekolah swasta di Indonesia Timur seperti NTT dan Papua tetap eksis maka sekolah itu akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Topik:

ntt daerah tertinggal pendidikan Kristen