Sinyal "Ketidaknyamanan" di Istana

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 Februari 2024 01:41 WIB
Istana Merdeka (Foto: MI/Net/Ist)
Istana Merdeka (Foto: MI/Net/Ist)

MAHFUD MD, menyatakan mundur dari kabinet Presiden Joko Widodo. Pada hari yang sama, seorang pejabat senior Kantor Staf Presiden turut mundur. Apakah ini sinyal ketidaknyamanan? Spekulasi itu pun beredar menjelang Pilpres 2024. 

Mahfud sekaligus calon wakil presiden nomor urut tiga mendampingi capresnya Ganjar Pranowo, sama-sama diusung partai "Banteng Merah".

Mahfud telah menemui Presiden Joko Widodo, pada Kamis (1/2) untuk membahas pengunduran dirinya sebagai menteri koordinator politik, hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Kabarnya surat pengunduran diri telah diserahkan kepada orang nomor satu di Indonesia itu, sekitar pukul 16.30 WIB.

“Saya menyampaikan permohonan berhenti sebagai Menko Polhukam melalui sebuah surat yang isinya hanya tiga paragraf,” jelas Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Menko Polhukam sesuasai dari Istana.

Surat itu memuat ungakpan terima kasihnya kepada Jokowi karena telah mempercayai dirinya untuk menjabat sebagai menteri di kabinetnya sejak 23 Oktober 2019 dengan penuh kehormatan. “Oleh karena saya sekarang ikut kontestasi politik untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional yang harus terus berjalan, maka saya mohon berhenti,” ujar Mahfud menjelaskan isi suratnya kepada Jokowi.

Dia kemudian menjelaskan bahwa dalam pertemuan yang berlangsung “happy” itu, Jokowi menerima surat pengunduran dirinya.

Sehari sebelumnya, Mahfud mengatakan dirinya akan pamit baik-baik ke Istanan, tak lupa menekankan pentingnya etika. “Etika adalah ekspresi dari moral, etika adalah ekspresi dari kejujuran, etika adalah penghayatan keagamaan dan kesantunan budaya. Makanya saya tidak akan mengatakan apa-apa sebelum saya bertemu kepada presiden," ujar Mahfud pada Rabu (31/1).

Pada hari yang sama pula itu, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jaleswari Pramodhawardani, mundur dari jabatannya. "Menghindari situasi di mana saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden ataupun lembaga kepresidenan," kata Jaleswari juga tim pemenangan Ganjar-Mahfud.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan kabinetnya sejauh ini sangat solid. Namun keputusan pengunduran diri dari jajarannya, Jokowi menghargai itu.

Namun begitu, kepada Monitorindonesia.com, Rabu (31/1) malam, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpendapat langkah yang diambil Mahfud MD sudah tepat. "Dia selama di kabinet kerap mengkritisi kinerja pemerintahan terutama di bidang hukum. Padahal itu bidang dia, menko-nya dia kan. Saya duga itu ada conflict of interest atau konflik kepentingan, tidak bagus untuk kepentingan elektoral, tidak bagus untuk kepentingan pencitraan. Jadi lebih bagus mundur,” beber Ujang begitu disapa.

Meski banyak kalangan menyebut langkah Mahfud ini terlambat, tambah Ujang, tapi mantan Ketua MK itu masih mempunyai kesempatan untuk mengerek suara pada hari-hari jelang pencoblosan yakni pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

Ujang berpandangan langkah Mahfud ini ditempuh untuk mengejar kemenangan dua putaran dari pesaing terketatnya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin). “Selama ini bersaing dengan Amin memperebutkan tiket putaran kedua. Ya itu kan dikaitkan dengan momentum yang pas dengan dirinya, mundurnya sebagai strategi elektabilitas,” cetusnya.

Harapan PDIP

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto berharap sikap Mahfud MD, yang memutuskan mundur dari kabinet Jokowi, dapat diikuti oleh calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

"Semoga keteladanan integritas dari Prof Mahfud MD ini dapat menular, termasuk ke Pak Prabowo sehingga (mundur)," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2).

Namun begitu, PDIP masih mencermati dinamika politik saat ditanya kemungkinan kader partai banteng tersebut mundur dari kabinet saat ini. Sejumlah kalangan melihat kemunduran Mahfud MD dari kabinet tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kabinet di Istana.

Sejumlah kalangan melihat kemunduran Mahfud MD dari kabinet tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kabinet di Istana. “Kabinet Jokowi masih adem ayem, kecuali 15 orang menteri mundur. Sekarang menteri-menteri, dengan jabatannya enak masing-masing. Jadi kalau saya melihat efek gonjang-ganjing di Istana, tidak terlalu,” kata Ujang dihubungi kembali Monitorindonesia.com, Kamis (1/2) malam.

“Nggak ada efek apa-apa, kelihatannya Pak Jokowi pemerintahannya tetap berjalan,” kata Ujang menambahkan.

Namun, demikian pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Lely Arrianie, melihat Jokowi juga sudah nampak siap dengan pengganti Mahfud MD. Lely tetap melihat adanya situasi tidak nyaman di dalam kabinet, terutama yang dihadapi oleh Mahfud Md sendiri.

Menurutnya, sejak kampanye pilpres makin masif, Mahfud MD sudah tidak banyak dilibatkan dalam kabinet. “Misalnya harusnya kemarin ketika menteri luar negeri dan wakil menteri mendapat tugas ke luar negeri, harusnya kan pengganti sementara Ad Interim-nya menko polhukam. Tapi Pak Jokowi menetapkan menkominfo,” bebernya.

Sebelum mengundurkan diri, menukil program obrolan dengan Rhenald Kasali, Mahfud Md sempat menyampaikan ada yang hilang, yaitu kehangatan di dalam rapat kabinet. Biasanya dulu, saling peluk bercerita berdiri di sini, yang sana ketawa di sana. "Sekarang duduk dulu sebelum mulai, minum sendiri, gurau-gurau sudah tidak ada,” ungkap Mahfud MD

Mahfud bercerita sidang kabinet akhir-akhir ini berjalan lebih cepat, semuanya formal, tapi tetap profesional. “Cuma, kehangatan itu hilang,” katanya.

Pengakuan Mahfud ini seakan senada dengan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang mengatakan, kabinet pemerintahan Jokowi kini sudah tidak nyaman. Hal ini juga berdasarkan cerita menteri dari partainya yang berada di kabinet.

Diketahui, bahwa saat ini terdapat 35 menteri dalam kabinet pemerintahan Jokowi, delapan menteri di antaranya berasal dari partai pengusung Ganjar-Mahfud.

Sementara dalam kesempatan lainnya, Hasto pernah mengutarakan, bahwa menteri-menteri dari partainya tetap akan bertahan di Kabinet Indonesia Maju sampai akhir masa jabatan. "Agar tidak instabilitas politik, agar tidak ada pihak-pihak ketiga yang mengail di air keruh," kata Hasto.

Tetapi spekulasi-spekulasi itu ditepis oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana. "Narasi politik itu jelas tidak sesuai fakta yang sesungguhnya," kata Ari.

Ia juga memastikan roda pemerintahan akan tetap berjalan, termasuk penyelenggaraan pesta demokrasi yang mencapai puncaknya 14 Februari mendatang. Hal ini juga disampaikan sejumlah menteri di pemerintahan Jokowi. 

Seperti Sandiaga Uno yang mengaku memantau di kabinet saat ini. "Situasinya masih kondusif dan tetap bekerja walaupun banyak gonjang-ganjing," katanya.

Sekedar tahu, bahwa selain Mahfud Md dan Jaleswari Pramodhawardani, mundur dari jabatannya. Sebelumnya anak buah Jokowi ramai-ramai tinggal Istana. Adalah Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rosan Perkasa Roeslani yang dilantik pada 17 Juli 2023. Rosan secara resmi mengundurkan diri, lalu diberhentikan dengan hormat melalui keputusan presiden tertanggal 25 Oktober 2023. 

Diketahui, Rosan telah diperkenalkan sebagai Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran dalam acara deklarasi di Indonesia Arena, Jakarta, Rabu (25/10). 

Pekan lalu, dikabarkan sebanyak delapan tenaga ahli Kantor Staf Presiden (KSP) mengajukan mundur dari jabatannya. Mereka mengajukan mundur dari jabatan karena telah tercatat mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) di Pemilu 2024. 

Adalah Ade Irfan Pulungan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V, Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV, Dedy Irawan, Tenaga Ahli Muda Kedeputian I, Endah Sricahyani Sucipto, Tenaga Ahli Madya Kedeputian II.

Kemudian Handoko, Tenaga Ahli Madya Kedeputian IV, Ngatoilah, Tenaga Ahli Madya Kedeputian IV, Asep Cuwantoro, Tenaga Ahli Muda Kedeputian IV, dan Usep Setiawan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian II.  (wan)