PAN Masuk Koalisi Jokowi, Ujang Komarudin: Semua Berbalut Kepentingan Pragmatis

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 26 Agustus 2021 21:58 WIB
Monitorindonesia.com - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta, Ujang Komarudin mengatakan, masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), yakni akan memperlemah dan memperberat oposisi dalam berhadap-hadapan dengan koalisi Jokowi. "Dalam politik, masuknya PAN ke koalisi Jokowi merupakan hal biasa. Semua berbalut kepentingan pragmatis saja. Jika kepentingannya sama, maka akan bersama. Namun jika kepentingannya beda, maka akan bermusuhan," sebut Ujang Komarudin kepada media di Jakarta, Kamis (26/8/2021). Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin iin, kerugian PAN masuk koalisi itu bisa saja menurunkan elektabilitas partai yang didirikan Amien Rais (yang telah keluar dan membentuk Partai Umat) itu. Karena semua tahu, ketika kepercayaan masyarakat rendah terhadap pemerintah, maka akan berdampak pada partai-partai koalisinya, termasuk PAN. "Saat ini menurut hasil survey, bahwa partai-partai oposisi tren elektabiltasnya naik. Jadi jika ingin naik elektabilitas PAN, mestinya tak masuk koalisi pemerintah. Tapi itu sudah menjadi pilihan bagi PAN. Baik dan buruknya akan ditanggung PAN, dan PAN bisa saja sudah mengkalkulasi semuanya," ujarnya. Namun itu Ujang menilai, koalisi Jokowi tak akan terganggu. Karena masing-masing partai sudah jalan dan main masing-masing demi kepentingan elektoral 2024. Begitu pula kalau PAN masuk kabinet, juga tidak akan mengganggu maupun menggeser menteri dari partai koalisi yang sudah ada. "Menteri dari parpol koalisi yang sudah ada pastinya aman. Paling yang jadi korban menteri dari non parpol," tutupnya. (Ery)

Topik:

pan masuk koalisi