Roberth Rouw Cengengesan Saat Gempa Cianjur, Dasco Serahkan ke MKD DPR

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 22 November 2022 16:25 WIB
Jakarta, MI - Sikap Wakil Ketua Komisi V DPR RI Roberth Rouw yang cengengesan ketika gempa Cianjur yang terasa kuat di ruang sidang yang dipimpinnya di DPR ramai diperbincangkan masyarakat. Meski hal itu dinilai sebatas aksi spontanitas yang mana ia tertawa lantaran melihat Kepala BMKG Dwikorita yang sigap dan langsung berlindung di kolong meja. Namun hal itu juga akan berurusan dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. "Spontanitas karena jarang terjadi ketika lagi rapat kemudian ada yang masuk di bawah kolong meja, walaupun itu adalah SOP (Standar Operasional Prosedur) ketika kemudian terjadi hal-hal seperti itu. Oleh karena itu kami meminta hal ini agar tidak diperpanjang," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Selasa (22/11). "Nanti ada ranah dari MKD yang nanti mungkin akan mengkaji apakah kemudian itu termasuk pelanggaran atau tidak," sambungnya. Selain itu, Politikus Partai Gerindra ini, meminta kepada komisi teknis terkait di DPR dan Pemerintah membuat sistem mitigasi guna menghindari dampak yang ditimbulkan dari bencana alam, sebagaimana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11). "Untuk mungkin membuat pola mitigasi ataupun alat deteksi yang bisa memperingatkan lebih dini agar tidak terjadi hal-hal seperti ini terulang kembali," jelas Dasco. SDasco juga mengimbau kepada Pemerintah dan pihak terkait tanggap bencana lainnya untuk bersama-sama menanggulangi dampak maupun membantu korban bencana gempa bumi di Cianjur. "Basarnas, BNPB dan lain-lain terutama Pemda Jawa Barat dan Cianjur, pihak kepolisian untuk bersama-sama kita bahu membahu, menolong para korban baik yang luka-luka, trauma pascabencana, maupun yang kehilangan tempat tinggal," ujarnya. Ia pun turut menyampaikan duka cita mendalam atas bencana gempa bumi di Cianjur yang menewaskan ratusan jiwa. Dengan keprihatinannya, Dasco menyebut bahwa bencana tersebut merupakan musibah yang sedianya tidak dapat diprediksi. "Turut berduka cita yang mendalam kepada korban dan keluarga korban yang mengalami kerugian baik moril, materiil, maupun yang meninggal dunia," ujarnya. Sebelumnya, Senin (21/11) siang, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Senin, pukul 13.21 WIB. Gempa itu terjadi pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekitar 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur dengan kedalaman 10 kilometer. Warga meninggal dunia pascagempa bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih terus bertambah. Pada Selasa dilaporkan 103 orang meninggal, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (MI/Adi)