Pengamat: Reshuffle Kabinet Akan Dilakukan Bulan Februari

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 24 Desember 2022 19:48 WIB
Jakarta, MI- Isu soal Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet kian kencang di tengah publik. Bahkan isu tersebut turut didukung dan diperkuat dengan pernyataan dari Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat. Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menilai, pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat soal kemungkinan reshuffle kabinet merupakan sinyal yang sangat jelas. “Bisa saja merupakan sinyal bahwa Jokowi akan melakukan evaluasi dan reshuffle terhadap para pembantunya. Namun kemungkinan reshuffle baru akan dilakukan sekitar bulan Februari tahun 2023,” kata Fernando, Sabtu, (24/12/2022). Fernando mengatakan, sangat mungkin Menteri yang berasal dari Partai NasDem akan dicopot oleh Presiden Jokowi dalam Reshuffle nanti. Apalagi NasDem, kata Fernando, dianggap sudah tidak sejalan dengan Presiden Jokowi setelah mengusung Anies Baswedan sebagai capres. “Para menteri dari NasDem memang patut dilakukan evaluasi karena seperti Menteri Pertanian, Menteri Komunikasi dan Informatika yang dianggap gagal menjalankan tugasnya selama 3 tahun lebih,” beber Fernando. Fernando memandang, kedua pos menteri yang diisi oleh kader Partai NasDem tersebut memang layak dicopot dari kabinet Indonesia Maju itu. “Saya menganggap keduanya memang sangat layak dicopot dari posisi menteri,” papar Fernando. Fernnado mengaku yakin, reshuffle bakal dilakukan Presiden Jokowi karena untuk menjaga kesolidan kabinetnya terhadap menteri dari partai yang sudah tak sejalan. “Untuk menjaga kesolidan kabinetnya saran saya Jokowi melakukan bersih-bersih terhadap Menteri yang partainya sudah tidak lagi sejalan dengan Jokowi,” tandas dia. Fernando menerangkan, tahun 2023 telah memasuki tahun politik sehingga para menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin diperlukan untuk tetap solid. “Tentu alasan melakukan reshuffle bukan hanya tidak sejalan dengan Jokowi akan tetapi pada akhir pemerintahannya yang tidak sampai 2 tahun perlu mengurangi gesekan dalam kabinetnya dan juga sesama partai pendukung koalisi,” pungkas Fernando.

Topik:

isu reshuffle