Soroti Rencana Impor Gula, APTRI: Petani Tebu dan Industri Gula Akan Lesu

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 3 Januari 2023 16:09 WIB
Jakarta, MI- Pemerhati Pergulaan Nasional, Abdul Wachid menyoroti rencana pemerintah yang akan melakukan Import gula kristal putih (GKP). Menurutnya, rencana impor GKP oleh Menteri Perdagangan tersebut perlu dievaluasi. "Hal ini mengingat, kemungkinan Pemerintah mendapatkan data stok gula Nasional hasil Produksi Panen 2022 dan sisa impor gula tidak lengkap," tandas Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) itu kepada wartawan, Selasa (3/1/2023) "Apabila Mendag tetap melakukan impor maka hal itu akan berdampak pada panen gula petani atau orang Indonesia bisa terkena diabet," imbuhnya. Dalam hal ini, Wachid menyebut bahwa stok gula panen tahun 2022 di pabrik gula dan di tangan pedagang masih tersedia 1.39 juta ton hingga bulan November 2022. Apabila Mendag mendatangkan gula impor kristal putih sebanyak 500 ribu ton pada bulan November 2022. Dan kembali melakukan import gula kristal putih sebanyak 991 ribu ton di akhir bulan Desember 2022. Maka Indonesia memiliki stok total keseluruhan gula kristal putih sebanyak 2.881.000 pada akhir Desember 2022. "Stok sebesar itu akan berpengaruh terhadap panen gula Petani yang akan di mulai di bulan Mei 2023," tegasnya. "Para pedagang juga kemungkinan tidak akan mau membeli gula petani karena Overstok, kecuali pemerintah mau membeli gula para petani lewat Bulog atau PTPN," tambahnya. Sedangkan di tahun 2023, Wachid melihat produksi gula di tahun 2023 juga tidak jauh berbeda dari tahun 2022 yaitu berkisar 2.4 juta ton. "Jadi bila di jumlah kan stok gula sampai dengam Desember 2023  ada 2.881.000 ton, ditambah asumsi produksi gula tahun 2023 ada 2.400.000 ton," ungkap dia. Pada Desember 2023 ada gula kristal putih sebesar: 5.281.000 ton gula putih. Sedangkan kebutuhan gula kristal putih untuk Rumah Tangga Nasional pertahunnya hanya berkisar 3 juta ton jadi artinya ada kelebihan gula kristal putih sebesar 2.281.000 Ton. Menurutnya, persoalan kelebihan gula kristal putih ini akan diperberat dengan rencana Mendag yang akan memberi izin Import Row sugar untuk gula rafinasi  pada tahun 2023 sebesar 3.6 juta ton. "Jadi nanti di Tahun 2023 Indonesia akan ada gula kristal putih (GKP) 5.281.000 Ton dan gula rafinasi 3.600.000 ton. Total keseluruhan ada gula 8.881.000. Sedangkan kebutuhan gula kristal Putih dan gula rafinasi hanya berkisar 3 juta ton di tambah 3 juta Ton  6 juta ton, artinya ada kelebihan stok gula di akhir Desember 2023 : 3.881.000 ton," jelasnya Dalam hal ini, Wachid menuturkan bahwa stok gula dalam sejarah pergulaan ini bisa mendapatkan penghargaan MURI. Oleh karena itu, Wachid selaku Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dan Pemerhati Pergulaan Nasional berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi hasil RATAS. "Jangan sampai petani tebu dan pergulaan Nasional akan bertambah lesu, tidak ada kegairahan lagi akibat ijin impor yang terlalu besar, tidak bermanfaat untuk dunia usaha industri gula berbahan baku tebu Rakyat ," tukasnya.

Topik:

Impor gula