Capres Koalisi Besar, Adu Kuat Gerindra dan PDIP

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 15 April 2023 15:07 WIB
Jakarta, MI - Jika PDIP bergabung dengan Koalisi Besar yang isi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sangat sulit untuk menentukan calon presiden yang bakal diusung di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Bagaimanapun, PDIP punya argumentasi yang logis untuk mematok jatah capres dalam Koalisi besar. Sebagai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, wajar jika PDIP meminta bargaining capres," kata Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan saat diwawancarai Monitor Indonesia, Sabtu (15/4). Terkait dengan soal capres yang diusung oleh Koalisi Besar jika PDIP bergabung, kata Yusak, memang agak sulit untuk menentukannya. Sebab, Partai Gerindra akan ngotot agar Prabowo Subianto yang diusung. "Gerindra juga punya argumentasi yang kuat mengingat figur Pak Prabow dianggap lebih senior dan berpengalaman," ujarnya. Tidak hanya itu saja, elektabilitas Prabowo Subianto kerap alami kenaikan dibandingkan pesaingnya dari PDIP Ganjar Pranowo yang sempat turun dari hasil survei belakangan ini. "Elektabilitas pak prabowo juga sangat kompetitif dibanding Ganjar misalnya," terangnya. Menurut Yusak, persoalan capres yang bakal diusung Koalisi Besar jika PDIP bergabung menjadi pembahasan yang serius. Sebab, PDIP tidak mau jika kadernya hanya sebagai calon wakil presiden (Cawapres). "Soal capres-cawapres inilah yang berpotensi membuat alot terbentuknya koalisi besar (KKIR, KIB plus PDIP)," tandasnya. (ABP)   #Capres Koalisi Besar #Adu Kuat Gerindra dan PDIP #PDIP Gabung Koalisi Besar