LSI Denny JA: Isu Ekonomi Untungkan Airlangga Hartarto di Bursa Cawapres

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 29 Mei 2023 19:07 WIB
Jakarta, MI - Banyak isu yang berkembang di masyarakat jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Isu tersebut juga akan mempengaruhi elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden. Kini terdapat tiga kandidat dalam bursa calon wakil presiden yang berlatar belakang pengusaha diantaranya; Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Menteri BUMN, Erick Thohir; dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Ketiga tokoh tersebut memiliki pengalaman dalam pemerintahan. Sebab, saat ini mereka menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. Di sisi lain, terdapat juga lima kandidat cawapres lain tidak ada jejak kemampuan ekonomi, yaitu Mahfud MD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Muhaimin Iskandar, Khofifah Indar Parawansa, dan Said Aqil Siradj. Berdasarkan riset yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA diketahui bahwa diantara ketiga nama cawapres yang memiliki pengalaman ekonomi adalah Airlangga Hartarto, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno. Namun, Airlangga Hartarto lebih unggul dibandingkan Erick Thohir dan Sandiaga Sebab, Airlangga memiliki pengamalan dalam pemerintahan. Bahkan, dia juga dipercaya menduduki jabatan strategis di Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Menurnya survei LSI Denny JA, ketika pertarungan isu ekonomi, cawapres yang memiliki pengalaman pada bidang ekonomi akan sangat diuntungkan. "Dengan catatan tersebut, Airlangga Hartarto memiliki daya tawar yang lebih tinggi bagi para calon presiden yang nantinya akan bertarung, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, atau Anies Baswedan," jelas peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa saat meliris hasil survei di Jakarta, Senin (29/5). Menurut survei LSI Denny JA, sebelum pandemi COVID-19 pada September 2019, pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3 persen. Setelah itu, diikuti isu hukum 14,5 persen, politik 11,7 persen, budaya 8,6 persen, dan hubungan internasional 5,7 persen. Namun, setelah pandemi berdasarkan survei LSI Denny JA pada Mei 2023, pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting meningkat sebesar 64,7 persen. Setelah itu diikuti isu hukum 10,7 persen, politik 8,2 persen, budaya 5,3 persen, dan hubungan internasional 3,1 persen. “Pentingnya isu ekonomi akibat COVID-19, naik dari 42,3 persen (September 2019), ke 64,7 persen pada Mei 2023, terdapat kenaikan 22,4 persen,” jelas Ardian. Tiga tahun COVID-19 membuat publik tidak puas di tiga isu yang berada di bawah 50 persen. Pertama, ketidakpuasan terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Kepuasan publik terhadap pembukaan lapangan pekerjaan sebesar hanya 38,1 persen. Kedua, isu mengurangi kemiskinan, di mana kepuasan publik sebesar 43,5 persen. Ketiga, kesejahteraan petani, buruh dan nelayan, di mana kepuasan publik sebesar 44,6 persen. “Seberapa penting isu pemimpin yang kuat (strong leader) untuk menumbuhkan ekonomi? Setelah pandemi, kebutuhan strong leader untuk menumbuhkan ekonomi tinggi sekali mencapai 85,6 persen,” jelas Ardian. Di antara tiga capres yang muncul ke permukaan saat ini, Prabowo Subianto merupakan capres yang lebih mengesankan strong leader yang menumbuhkan ekonomi. Survei LSI Denny JA mengungkapkan, Prabowo berada di urutan pertama dengan 56,2 persen. Diikuti oleh Anies Baswedan dengan 18.7 persen, dan Ganjar Pranowo diangka 14,8 persen. Ganjar di urutan ketiga untuk isu strong leader yang menumbuhkan ekonomi. Data juga menunjukkan, untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo Subianto 33,9 persen, Ganjar Pranowo 31,9 perse persen, Anies Baswedan 20,8 persen. Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2 persen. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1 persen Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun. "Pilpres masih delapan bulan lagi. Dukungan kepada capres masih mungkin naik dan turun. Namun tiga tahun pandemi membuat isu kebangkitan ekonomi dengan pemimpin yang kuat semakin dibutuhkan. Isu ini menguntungkan Prabowo," demikian Ardian.       #LSI Denny JA #Isu Ekonomi Untungkan Airlangga Hartarto di Bursa Cawapres #Airlangga Cawapres