Ada Apa dengan PDIP-Demokrat yang Hubungannya Renggang Tiba-tiba Cair?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 14 Juni 2023 05:24 WIB
Jakarta, MI - Hubungan PDIP dengan Demokrat yang selama ini renggang tiba tiba cair. Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto dan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya juga bertemu di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (11/6/2023) untuk membahas jadwal pertemuan. Riefky dalam keterangannya, mengungkapkan, pertemuan berlangsung hangat karena kedua partai politik (parpol) antusias untuk menunggu pertemuan tersebut. Namun, para pihak, lanjut Riefky, tetap menghormati pilihan politik yang berbeda saat ini. PDI-P telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) sementara Demokrat mendukung Anies Baswedan. Riefky berharap pertemuan Puan dan AHY dapat menjadi contoh untuk semua pihak di dunia politik Tanah Air. Diketahui hubungan PDI-P dan Demokrat nampak renggang sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri menjadi pesaing dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 dan 2009. Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, PDI-P menjadi parpol koalisi pemerintahan sedangkan Demokrat berada di garis oposisi. Tapi, AHY disebut menjadi salah satu kandidat bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang dipertimbangkan untuk mendampingi Ganjar. Puan Membenarkan Akan Bertemu AHY Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani mengaku akan berkomunikasi dengan Partai Demokrat untuk membahas koalisi. Bahkan Puan juga akan segera bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk membahas soal Bakal Calon Wakil Presiden (bacawapres) mendampingi Ganjar Pranowo. Saat ditemui di kantor DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (11/6), Puan menyatakan mencermati sejumlah nama untuk menjadi bacawapres Ganjar. Nantinya dari nama-nama yang mencuat akan dikerucutkan. "Bahkan ada nama-nama lain yang kami cermati, seperti dengan Cak Imin, Pak Airlangga, dan nama-nama lainnya," kata Puan." Banyak yang masih bisa kita masukkan, kita lihat dulu apakah cocok jadi bacawapres PDIP," tambah Ketua DPR RI itu. PDIP Goda AHY Ketua DPP PDIP Bidang Kaderisasi Djarot Saeful Hidayat mengatakan pertemuan pihaknya dengan Partai Demokrat bukan untuk membahas peluang duet Ganjar Pranowo dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Pak AHY kan sudah ada dalam koalisi perubahan, ya sudah kita persilakan (untuk bergabung dengan PDIP). Kita tidak mengarah ke situ (duet Ganjar-AHY)," ujar Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (13/6). Namun, kata Djarot, pihaknya tetap mempersilakan Demokrat bergabung untuk itu mengusung Ganjar meskipun sudah berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). "Monggo silakan saja, itu adalah hak, otonomi partai masing-masing," ujarnya. Djarot menegaskan bahwa PDIP tidak mengenal koalisi. Menurutnya, partai moncong putih itu hanya ingin kerja sama politik. "Karena sistem pemerintahan kita sistem presidensial bukan sistem parlementer sehingga tidak ada oposisi koalisi, sehingga kita sebut kerja sama politik," katanya. Djarot mengakui AHY memiliki prestasi untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Ganjar. Di sisi lain, ia juga menyebut ada tokoh perempuan yang berpeluang mendampingi Ganjar di Pilpres 2024. Seperti Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Yenny Wahid, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Mas AHY juga punya prestasi, kemudian untuk perempuan juga dibuka peluang. Monggo, silakan. Misalnya kalau perempuan, Mbak Yenni Wahid dan Ibu Khofifah," ujarnya. Demokrat Tak Goyah Sebagai Oposisi Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, mengaku bahwa pihaknya masih akan realistis bersikap sebagai oposisi atau berada di luar pemerintahan. Kendati, memang kekinian Demokrat membuka komunikasi dengan PDIP. "Tentu hari ini kita harus realistis, ya, Partai Demokrat berada di luar pemerintahan kami sebagai oposisi akan terus berada di depan untuk memegang teguh komitmen rakyat memegang teguh amanat partai untuk senantiasa memberikan dukungan atas segala kebijakan program yang sekiranya dirasakan baik," kata Ibas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6). Menurutnya, sikap oposisi itu juga untuk mendorong pemerintah agar meningkatkan program-program kerakyatan atau yang biasa disebut pro rakyat. "Tetapi di sisi lain, kita kritik juga, kritis juga dalam jadi bagian dari check and balance antara pemerintah dan legislatif, antara pemerintah dan partai politik untuk membuat negara ini menjadi lebih lurus, negara ini menjadi lebih baik, negara ini menjadi lebih terjaga," tuturnya. Adapun soal komunikasi yang buka oleh Demokrat terhadap PDIP, menurutnya, hanya sebagai bentuk perkuat tali silaturahmi. Menurutnya, silaturahmi memang penting untuk menjalankan roda di parlemen maupun eksekutif. "Sebagai elemen politik kami membuka diri kepada siapa pun silaturahmi itu harus kita perkuat karena perkuat silaturahmi itu bagian dari landasan kesamaan tujuan dan pandangan," tuturnya. Di lain sisi, juga Ibas menegaskan, Demokrat masih konsisten terhadap koalisi yang sudah dibentuknya bersama dengan NasDem dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan. "Sejauh ini telah terjadi pertemuan dan saya pikir hal yang baik. Apalagi, berkomunikasi seperti yang saya sampaikan. Begitu juga dengan koalisi yang sudah terbentuk, saya pikir pimpinan partai kami fokus dan konsisten menjaga kebersamaan yang telah terbentuk," tuturnya. "Tapi kemudian kita tidak lantas meninggalkan elemen-elemen lain yang kiranya hari ini di parlemen kadang-kadang kita juga mendukung, seperti yang saya sampaikan tadi," imbuhnya. Respons NasDem Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari menilai Demokrat tetap pada koalisi meski Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani bertemu. Menurut dia, rencana pertemuan antara AHY dan Puan Maharani adalah hal yang wajar, sepanjang rencana pertemuan tersebut tidak dalam rangka pembubaran koalisi. Taufik menilai rencana pertemuan AHY dan Puan merupakan bagian dari komunikasi politik antarpartai menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. "Komunikasi politik antarpartai yang terjalin saat ini masih dalam kondisi bagus," kata Taufik di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6). Ketika Demokrat membuka komunikasi dengan PDI Perjuangan itu, kata dia, sebagai bagian dari perjalanan politik. Menurut dia, wajar-wajar saja sepanjang tetap berkomitmen bahwa pertemuan-pertemuan itu bukan dalam rangka untuk membubarkan koalisi, bukan dalam rangka untuk berpindah dukungan. Taufik menyebut Demokrat telah berkomitmen bersama dengan NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Oleh karena itu, dia yakin rencana pertemuan AHY dan Puan tidak akan membubarkan koalisi. "Dan tentunya Demokrat dan PKS pun tidak akan kemudian salah langkah atau gegabah, ya, untuk keluar dari kesepakatan bersama ini. Saya yakin Demokrat dan PKS juga partai yang memegang teguh komitmen yang telah diberikan," kata Taufik. (LA) #PDIP-Demokrat  

Topik:

Demokrat PDIP