Alasan Anggota Komisi V DPR Minta Bandara Halim Perdana Kusuma Ditutup

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 11 Juli 2023 00:58 WIB
Jakarta, MI - Bandara udara sejatinya melayani penerbangan dalam dan luar negeri. Namun hal ini, tidak dirasakan oleh Anggota Komisi V DPR RI, Mulyadi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. "Saya berkali-kali menggunakan Bandara Halim. Konteks bandara dalam aktivitas, itukan pelayanan. Saya tidak merasakan bahwa Halim itu di Jakarta," ujar Mulyadi dalam RDP di kantor DPR RI, Senin (10/7). Mulyadi mengaku bahwa terakhir kali ke Halim adalah saat pulang dari Malang. Saat landing, hujan besar turun. "Saya nggak tahu itu. Apakah tidak ada garbarata di darat atau bagaimana. Crowded-nya bagaimana? Hujan besar, petugasnya menyiapkan payung seperti parade. Penumpang diminta berbaris turun dari Garbarata," katanya. "Kita berbagi payung, yang pegang payung sama penumpang. Tetap saja (kena) hujan. Belum lagi yang mau berangkat, belum lagi yang pakai kursi roda. Ini Jakarta apa mana?," Imbuhnya. Menurut Mulyadi, bandara halim adalah simbol negara yang sangat terbelakang. "Maka saya mohon izin ibu dirjen, saya rekomendasikan, sebagai anggota Komisi V, kaji itu Halim. Tutup. Apa katanya direnovasi? Hasilnya seperti itu. Tutup saja itu. Malu saya lihatnya," kata Mulyadi. Dirinya juga menyarankan agar Bandara Halim dikembalikan sebagai pangkalan militer, VVIP atau kargo atau private jet. "Saya ngalami sendiri, bahwa Halim tak mencerminkan etalase negara. Kasihan masyarakat. Tata kelolanya buruk, fasilitasnya lebih buruk lagi," ujarnya. "Maka saya sebagai anggota Komisi V merekomendasikan itu halim ditutup saja," tambahnya. #DPR Minta# Bandara Halim Perdana Kusuma Ditutup