Nasib Anies Ditolak Mahfud hingga Yenny Wahid

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 11 Juli 2023 21:21 WIB
Jakarta, MI - Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno menilai putri mantan Presiden Gus Dur, Yenny Wahid secara halus menolak tawaran dari Nasdem untuk menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan. Menurut Adi, penolakan itu bukan untuk kali pertamanya dialami Anies, sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga ogah jadi cawapres Anies. "Sangat kentara Khofifah menolak dan tidak nyaman jadi pendamping Anies, Mahfud MD juga menolak langsung disclaimer secara keras. Lalu Yenny Wahid," ujar Adi, Selasa (11/7). Adi menilai Anies ingin mendapatkan cawapres yang bisa mendulang suara dari kalangan Nahdliyin juga yang terpenting dapat cawapres dari Jawa Timur. "Yenny menolak halus, kalau Mahfud menolak keras. Kan Yenny juga ragu kalau Anies bisa maju di Pilpres 2024," tegasnya. Adi juga menyoroti alasan Yenny yang mengatakan bahwa secara values (nilai-nilai) politik yang dijalankannya dengan Anies berbeda. "Yenny juga menyebut mungkin Anies punya values yang berbeda, harus diakui values Anies soal kemenangannya di Pilkada 2017, soal isu agama, dan bapak politik identitas, sampai sekarang susah untuk dibasuh dosa-dosa politiknya," ungkapnya. Adi menyarankan, daripada Anies pusing-pusing mendapatkan penolakan dari cawapres incarannya. Lebih baik, Anies pilih saja Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono jadi bakal cawapresnya, apalagi Demokrat adalah salah satu dari dua partai pendukung Anies. "Saya lihat Nasdem dan Anies tak menghitung posisi Demokrat dan AHY, makanya tidak terlampau prioritas, lebih condong ke Yenny. Padahal AHY kurang apa? Elektabilitasnya lebih tinggi dari Mahfud dan Yenny," pungkasnya.