Bertemu dalam Suasana Santai, Puluhan Tokoh Masyarakat Komitmen Menangkan Prabowo-Gibran

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 29 November 2023 16:32 WIB
Diskusi ringan di Kafe Tiber di daerah Helvetia Medan, Rabu (29/11) pagi (Foto: Dok MI)
Diskusi ringan di Kafe Tiber di daerah Helvetia Medan, Rabu (29/11) pagi (Foto: Dok MI)

Medan, MI - Membawa Indonesia naik kelas dari negara berkembang menjadi negara maju adalah sebuah proses yang tidak bisa diselesaikan dalam satu atau dua periode kepemimpinan nasional. 

Mutlak diperlukan sebuah keberlanjutan proses, di mana pemimpin berikutnya bisa meneruskan dan mengembangkan program Indonesia Maju yang sudah dimulai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua periode pengabdiannya.

“Kita semua mengakui, apa yang sudah dilakukan oleh pak Jokowi merupakan kerja besar yang luar biasa. Konektivias antar kota sekarang sudah seperti negara maju," ujar RE Nainggolan saat membuka diskusi ringan di Kafe Tiber di daerah Helvetia Medan, Rabu (29/11) pagi.

"Jarak tempuh yang dulunya hampir satu hari, misalnya dari Palembang ke Bakauhuni, sekarang bisa dalam hitungan jam. Infrastruktur kelas dunia kan ciri-ciri negara maju. Tetapi semua itu tak mungkin beliau selesaikan dalam waktu yang sangat terbatas,” sambung Nainggolan.

Sesepuh birokrat yang juga tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan itu melihat, hanya pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang jelas-jelas menyatakan komitmen melanjutkan program Indonesia Maju

“Kandidat lain, maaf-maaf saja, malah menyatakan akan melakukan perubahan, membatalkan pembangunan IKN, dan sebagainya, berbagai langkah mundur yang sangat mencemaskan kita,” katanya.

Hal tersebut pun diamini Bonar Sirait, demikian juga Baldwin Simatupang, mantan Kakanwil Kemenhumkam Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang melihat keberlanjutan sangat penting dalam memastikan pembangunan jangka panjang bisa berhasil. 

“Bagaimana kita ingin jalan tol benar-benar tersambung sampai ke Parapat bahkan Sibolga, atau keseluruhan Sumatra telah punya konektivitas jalan bebas hambatan yang kemudian akan menggerakkan perekonomian,” ungkap kedua tokoh yang sudah penuh pengalaman birokrat-nya.

Bonar Sirait yang juga ketua Marga Sirait Kota Medan itu bahkan bertekad akan melakukan sosialisasi pentingnya keberlanjutan Indonesia Maju itu. 

“Kita tidak punya kepentingan politik atau pribadi dalam situasi ini. Semata-mata karena kita ingin Indonesia Maju berlanjut dan dalam waktu dekat, kita bisa benar-benar naik kelas dari selama ini yang selalu dianggap negara berkembang, padahal Indonesia adalah negara besar,” katanya.

Demikian juga, W Simbolon, mantan Ketua Marga Simbolon yang saat ini menjadi penasehat Simbolon Kota Medan, mengagumi Prabowo Subianto yang legowo menjadi Menteri dari Pemerintahan (Menhan) Jokowi hanya untuk terwujudnya kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa. 

"Saya tidak bisa membayangkan kalau masa Covid-19, masyarakat kita tetap terbelah, maka pemerintah akan mengalami kesulitan untuk mengatasinya," jelasnya.

Hadir juga dalam diskusi itu, Patar M Pasaribu, Dipl, Prop, mantan Rektor Universitas HKBP Nomensen yang juga penasihat Marga Pasaribu Kota Medan, Patar Marpaung, Ketua Sonak Malela Kota Medan, B Ricson Simarmata, Rektor IBBI Medan, Jenius Tobing, Letkol (Purn) SOS Rumahorbo, sesepuh Rumahorbo di Medan, Siregar, M Simatupang, dan Silitonga. 

Ricson Simarmata mengatakan Jokowi menunjukkan banyak terobosan selama kepemimpinannya. Menurutnya, capaian yang terukur seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan dari desa, pembangunan kawasan Indonesia timur khususnya Papua, penegakan hukum yang berkeadilan, konsep dan desain IKN (ibukota Nusantara) dan lainnya adalah hal yang sangat bagus. 

"Bahkan kita punya desain bagus sebagai visi besar bangsa, Indonesia Emas 2045 harus berjalan dengan baik dan kita butuh presiden dan wapres yang bisa mendorong capaian Indonesia Emas 2045 nanti,” tegas Ricson Simarmata yang juga mantan Rektor Univ HKBP Nomensen Medan.

Selian itu, tokoh-tokoh masyarakat yang mengikuti pertemuan tersebut juga bergantian mengutarakan pemikirannya yang pada garis besarnya menyebut segenap komponen masyarakat tidak saja perlu mengawal agar pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatannya pada 2024. Tetapi juga agar program Indonesia Maju yang telah dimulainya bisa berlanjut pada pemerintahan selanjutnya.  

“Yang telah dilakukan sangat baik oleh pak Jokowi tiada lain adalah untuk kemajuan bangsa. Hilirisasi produk itu tujuannya agar kita bisa mendapatkan nilai tambah," katanya.

"Beliau juga telah membawa Indonesia ke posisi yang sangat terhormat dalam percaturan politik di kawasan. Ini kan hal hal baik yang perlu diteruskan? Kalau kita sudah on the right track, perubahan apalagi yang mau dibuat?” ujar Patar Pasaribu.

Para tokoh tersebut pun bersepakat menggelar diskusi dan pertemuan rutin membicarakan dan menyikapi perkembangan kontestasi pilpres yang semakin intens ke depan. (AL)