Jika Ingin Indonesia Maju di 2045, Ganjar: Jangan Ditawar Pertumbuhannya

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 11 Desember 2023 17:27 WIB
Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo (Foto: Dhanis/MI)
Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, menyoroti soal pemerataan pembangunan infrastruktur yang dinilai sampai saat ini tidak merata. Menurutnya hal ini sangat berdampak bagi masyarakat yang daerahnya belum atau masih sedikit tersentuh oleh pembangunan. 

"Kalau bicara hari ini ingin merata, keluhan dari kawasan-kawasan di daerah terpencil adalah, 'Bapak di Jawa itu tolnya cepat ya. Dari Jakarta wus..wus.. langsung sampai Jawa Timur. Kami tidak ada'," kata Ganjar dalam Dialog Apindo di Menara Bank Mega Jakarta, Senin (11/12).

Ganjar mencontohkan salahsatu keadaan masyarakat di daerah yang baru saja ia kunjungi. Ada warga yang curhat kepadanya soal kelangkaan bahan bakar, padahal kata dia, tempat pengambilan minyak tersebut berasal dari daerahnya. Sehingga keadilan dan pemerataan itu tak bisa dirasakan oleh seluruh rakyat. 

"Kemarin di Balikpapan tukang ojek bilang tidak ada bensin, dan kami harus antre panjang. Di situ ada sumbernya, ada smelternya, di situ ada distribusinya, di situ juga ada kelangkaan," ujarnya.

Menyaksikan hal tersebut, Ganjar menegaskan, apabila dirinya dipercaya rakyat menjadi Presiden selanjutnya, maka ia bakal mendorong industrialisasi hingga ke daerah-daerah tertinggal dan bakal berupaya mendorong pengembangan SDM.

Selain itu, untuk menopang industrialisasi, Ganjar juga akan berupaya menekan angka pengangguran serta upah minimum regional. Dengan begitu, pekerja akan merasa memiliki jaminan.

"Kalau (pekerja) ini nyaman, maka pengusahanya juga nyaman," jelasnya.

Untuk itu, kata Ganjar, jika target Indonesia adalah menjadi negara maju di 2045 seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa ditingkatkan.

"Kalau kita tadi 2045 mau benar-benar jadi negara maju, 7% jangan ditawar pertumbuhannya," imbuhnya. (DI)