Tak Berani Tarik Menteri dari Kabinet, Koalisi Perubahan Dinilai Tak Konsisten

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 21 Desember 2023 14:46 WIB
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, mengatakan serangan koalisi perubahan melalui capres-cawapresnya untuk menyerang kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai tidak fair. 

Seperti pembangunan IKN yang selalu dipertanyakan oleh kubu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN). Hingga yang terbaru Cak Imin menyindir tentang program jalan tol yang tidak bisa dinikmati oleh tukang becak.

"Terkesan tidak etis dan tidak fair, masih punya kader yang menjabat menteri, tapi aktif keliling kampanye menjelek-jelekkan pemerintahan Joko Widodo," kata Subiran kepada Monitorindonesia.com, Kamis (21/12).

Kata Subiran, jika koalisi ini ingin merebut suara elektoral dan mendapatkan perhatian publik, seharusnya koalisi perubahan menarik semua menteri-menterinya dari kabinet Indonesia maju. 

"Sehingga kalau mau mendapatkan insentif elektoral secara total, seharusnya partai pengusung koalisi perubahan yang saat ini masih ada di kabinet Indonesia maju, menarik semua menterinya," ujarnya. 

Penulis buku Tauhid Politik itu mengatakan, jika pasangan AMIN ingin total sebagai antitesis Joko Widodo, mestinya tak hanya sekadar retorika yang ditampilkan. Tetapi, konsisten dengan tagline perubahan yang dibawa. 

"Kalau betul Anies-Muhaimin ini benar-benar politisi yang konsisten, maka seharusnya punya keberanian untuk tampil secara total sebagai oposisi dan antitesis Jokowi, tidak hanya sekedar retorika," ucapnya. 

"Tapi dibuktikan dengan menjadi oposan total di luar pemerintahan Jokowi yakni salah satunya dengan menarik menteri-menterinya dari Kabinet Koalisi Indonesia Maju," terangnya. (DI)