Dukung Gugatan Afsel, Sukamta: Indonesia Juga Bisa Desak Negara OKI Laporkan Israel ke Mahkamah Internasional

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 31 Desember 2023 04:15 WIB
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta (Foto: Dok MI)
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Pengajuan gugatan Afrika Selatan (Afsel) terhadap kependudukan Israel ke Mahkamah Internasional pada Jumat (29/12) menjadikan negara tersebut yang pertama melakukan langkah hukum atas kejahatan yang dilakukan oleh Israel di Gaza saat ini. 

Menurut Anggota Komisi 1 DPR RI, Sukamta, langkah Afsel ini perlu mendapat dukungan pemerintah Indonesia. 

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan langkah serupa untuk mengajukan Israel ke Mahkamah Internasional atas kejahatan perang yang dilakukan saat ini di Gaza Palestina. 

Pemerintah Indonesia juga, tegas dia, bisa mendesak semua negara OKI secara bersama-sama melakukan langkah hukum dengan mengajukan Israel ke Mahkamah Internasional. 

"Semakin banyak negara mendesakkan hal ini, tentu akan memberikan tekanan yang lebih kuat kepada institusi internasional melakukan tindakan segera menghentikan genosida yang tengah berlangsung di Palestina," tegas Sukamta, Minggu (31/12).

Meski putusan Mahkamah Internasional terkadang diabaikan, menurut Sukamta, berbagai upaya untuk mendesak organ-organ PBB tetap penting dilakukan. 

Lanjut Sukamta, sudah lebih 20 ribu warga Palestina yang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita menjadi korban dan ini terus berlangsung hingga saat ini. 

Maka dari itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini menekankan adanya upaya yang sistemik dan simultan untuk menghentikan kekejian yang sedang berlangsung.

Menurut Sukamta, pemerintah Amerika Serikat dan negara sekutunya, saat ini menghadapi desakan yang semakin kuat dari dalam negeri mereka agar tidak lagi memberikan dukungan kepada Israel dan segera menghentikan perang di Gaza. 

"Jika hal ini diperkuat dengan desakan-desakan secara internasional maka akan sangat mungkin merubah sikap AS dan sekutunya," tutup Sukamta.