Ketua KPU Tak Sependapat Debat Capres Kedua Tak Suguhkan Edukasi

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 9 Januari 2024 16:12 WIB
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari (Foto: MI/Dhanis)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) menilai debat kedua capres yang mengangkat tema soal pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik dan politik luar negeri tidak memberikan edukasi. Pasalnya, dalam debat yang diikuti tiga pasangan calon pesiden di Istora Senayan terlihat adanya saling serang antar kandidat, terutama pasangan calon presiden nomor urut 1 dan 2.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari berdalih bahwa debat diselenggarakan dengan berbagai pertimbangan berdasarakan aturan yang ada.

"Saya enggak komentar, KPU ini kan menyelenggarakan debat sudah berbagai macam pertimbangan dan pembicaraan melalui kesepakatan dengan semua tim pasangan calon, termasuk dengan televisi," kata Hasyim di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (9/1). 

Hasyim pun tidak sependapat apabila debat kemarin dinilai tidak memberikan suguhan edukasi untuk masyarakat. Pun dia memaparkan bahwa setiap debat capres-cawapres teridiri dari enam segmen, di mana segmen pertama diawali dengan penyampaian visi-misi program para kontestan.

Kemudian pada segemen kedua dan ketiga disambung dengan menjawan pertanyaan yang disampaikan oleh panelis. 

Lalu pada segmen keempat dan kelima dilanjut dengan masing-masing calon mengajukan pertanyaan lalu saling memberikan jawabannya dan pada segmen ke-enam yaitu closing statment. 

"Jadi soal strateginya, soal substansinya itu sepenuhnya menjadi hal dan wewenangnya calon dan tim pasangan calon," ujarnya. 

Lebih lanjut, Hasyim menyampaikan bahwa sejatinya debat capres-cawapres merupakan salah media kampanye yang digunakan untuk mengetahui visi-misi dan program kerja dari para kontestan.

Oleh karena itu, setiap penampilan yang disuguhkan masing-masing calon pasangan akan berdampak bagi masyarakat karena yang menentukan pilihan adalah rakyat. 

"Kampanye adalah satu kegiatan untuk meyakinkan pemilih untuk memilih dirinya atau meyakinkan visi-misi program. Jadi sepenuhnya masyarakat atau rakyat pemilih yang akan menentukan ini (debat) berkualitas atau tidak," tandasnya.