Soroti Capres Jadikan Data Pertahanan Bahan Debat, PAN: Mungkin Mereka Belum Layak

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 9 Januari 2024 19:41 WIB
Prabowo Subianto (kiri), Ganjar Pranowo (tengah) dan Anies Baswedan (kanan) saat debat pilpres ketiga, Minggu (7/1) (Foto: Dok MI)
Prabowo Subianto (kiri), Ganjar Pranowo (tengah) dan Anies Baswedan (kanan) saat debat pilpres ketiga, Minggu (7/1) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menyayangkan ada calon presiden (capres) yang menjadikan data pertahanan nasional sebagai bahan untuk mendebat capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam debat ketiga pemilihan presiden (pilpres) yang diselenggarakan KPU RI, Minggu (7/1) kemarin malam.

Komandan Penggalangan TKN Prabowo-Gibran ini pun menyesalkan dalam debat capres tersebut ada capres yang tidak memahami mana rahasia negara dan yang bukan rahasia negara. Sangat tidak elok mengumbar data pertahanan nasional yang bersifat rahasia dalam sebuah debat yang bersifat terbuka.

"Mungkin mereka belum layak menjadi capres. Sangat berbahaya apabila orang seperti ini kalau menjadi presiden. Negara bisa hancur kalau rahasia pertahanan nasional diumbar ke publik," kata Yandri, Selasa (9/1).

Yandri menilai dinamika yang berkembang memperlihatkan kualitas masing-masing calon dalam debat ketiga pilpres itu.

"Ada Calon yang belum layak menjadi capres, mungkin layak dan baik menjadi Gubernur. Walaupun kami yakin banyak gubernur-gubernur lain di Indonesia yang layak menjadi calon presiden," lanjut Yandri.

"Kemudian ada juga Calon yang belum layak jadi Capres, mungkin cocok dan baik menjadi dosen. Walaupun kami yakini banyak juga dosen-dosen lain di Indonesia yang layak menjadi Calon Presiden," sambung Yandri.

Maka dari itu Yandri mengungkapkan pentingnya Indonesia memiliki Presiden seorang Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geo politik, memahami pertahanan dan keamanan, serta mempunyai jiwa patriot dan nasionalisme yang tinggi. "Prabowo akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati di pergaulan internasional," tutup Yandri.