Komisi III DPR Minta Polri Tak Anggap Remeh Ancaman Keamanan Capres

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 12 Januari 2024 15:10 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Foto: MI/Aswan)
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni meminta Polri tidak menanggap remeh berbagai ancaman keamanan terhadap calon presiden (capres) manapun.

Hal ini terkiat dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan, mendapat ancaman saat melakukan siaran langsung atau live di aplikasi TikTok @aniesbaswedan.

"Saya minta pihak kepolisian dengan cepat mengusut ancaman ini. Karena ini ngeri sekali. Faktanya kita lihat insiden penembakan terhadap pemimpin negara itu bisa benar-benar terjadi, seperti di Jepang dan Amerika Serikat misalnya," kata Sahroni, Jumat (12/1).

"Jadi tetap polisi harus memastikan keamanan para capres-cawapres, khususnya di musim-musim kampanye yang mulai memanas seperti saat ini," tambah Bendahara Umum NasDem itu.

Sahroni pun berharap agar kepolisian menyisir segala bentuk ancaman dan provokasi, kepada setiap capres-cawapres di dunia maya. Karena jika dibiarkan, lanjut dia, maka akan dapat merusak dan memperkeruh suasana menjelang hari pemilihan nanti.

"Jadi yang bernada ancaman dan provokasi serius terhadap capres-cawapres di medsos, agar segera ditindak satu per satu. Karena ini sudah membahayakan nyawa para paslon."

"Kalau sekedar kritik pedas, ada sedikit hujat menghujat, dibuat meme, atau yang lainnya, itu masih sangat kita bisa pahami sebagai bagian dari demokrasi, apalagi ini memang sedang momentum pemilu. Tapi kalau sudah mengancami, ini harus benar-benar diusut," beber Sahroni.

Dengan sikap tegas ini, bisa membawa suasana lebih kondusif menjelang hari pemilihan pada 14 Februari 2024. Untuk itu, aparat penegak hukum khususnya Polri, harus bantu untuk mewujudkannya. "Harus saling jaga, saling menahan diri, dan bersuaralah dalam batasan yang ada. Agar situasi dan kondisi menjelang hari pemilihan bisa kita pastikan kondusif," tandas Sahroni.

Sebelumnya, Capres Anies Baswedan telah buka suara. Dia berharap ancaman penembakan itu tidak benar-benar terjadi. "Ya mudah mudahan tidak kejadian," kata Anies kepada wartawan di sela-sela kampanye di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (11/1).

Meski begitu, Anies berharap para aparat penegak hukum melakukan tindak lanjut apabila hal tersebut benar-benar bisa mengancam keselamatan dirinya. "Kalau itu dianggap ancaman ya biar pihak penegak hukum bisa menindaklanjuti," kata dia.

Diketahui, bahwa Anies Baswedan, mendapat ancaman saat melakukan siaran langsung atau live di aplikasi TikTok @aniesbaswedan. Ancaman ke Anies itu, datang dari salah satu warganet dengan nama akun @rifanariansyah. Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu diancam hendak ditembak di kepala. Ancaman itu, disampaikan @rifanariansyah melalui kolom komentar.

Tangkapan layar komentar berisi ancaman ke Anies itu beredar di media sosial. Tak terkecuali di media sosial X atau sebelumnya Twitter. "Izin bapak, nembak kepala Anies hukumannya berapa lama ya?," bunyi komentar tersebut.