Hasto: Penyebab Intimidasi Relawan oleh Aparat Akhirnya Terjawab

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 25 Januari 2024 17:46 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal keberpihakan Presiden yang disampaikan di hadapan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Jajaran petinggi TNI sangatlah tidak elok.

Menurutnya, hal ini semakin memperjelas soal kabar spekulasi yang menyebut adanya keberpihakan aparat dalam Pemilu 2024.

"TNI adalah kekuatan pertahanan yang seharusnya netral. Namun hal tersebut justru mengungkapkan motif sepertinya ingin melibatkan TNI, setidaknya secara psikologis," kata Hasto kepada wartawan, Kamis (25/1).

Hasto pun menyinggung kembali soal intimidasi yang dilakukan oleh oknum TNI kepada pendukung pasangan calon Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Ia menilai, kenapa peristiwa-peristiwa seperti itu bisa terjadi kini sudah terjawab dengan jelas melalui pernyataan dan sikap Presiden Jokowi.

"Jadi akhirnya terjawab mengapa banyak intimidasi. Ganjar-Mahfud dikepung dari seluruh lini, meski kami meyakinkan kekuatan rakyat tidak bisa dibendung dan akan menjadi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan yang terjadi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai Jokowi khawatir pengaruhnya akan hilang jika Ganjar-Mahfud berhasil menjadi Presiden dan Wakil Presiden, karena kata Hasto Ganjar-Mahfud menyatu dengan rakyat dan ketegasannya dalam membela rakyat yang sudah teruji.

"Sebab Ganjar Pranowo itu Presiden rakyat, dekat dengan wong cilik, memiliki program rakyat miskin yang diterima luas, dan menampilkan model kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat, ditambah ketegasan Prof Mahfud MD," tandasnya.

"Itulah yang ditakutkan dari Ganjar-Mahfud, sampai lebih sepertiga pengusaha penyumbang perekonomian nasional pun dikerahkan untuk dukung Paslon 02," pungkas Hasto. (DI)