Debat Capres Terakhir: Adu Gagasan, Saling Sindir, Otak Lambat hingga Cuma jadi Penonton

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 5 Februari 2024 01:40 WIB
Anies Baswedan (kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Ganjar Pranowo (kanan) (Foto: Kolase MI/Ist/Net)
Anies Baswedan (kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Ganjar Pranowo (kanan) (Foto: Kolase MI/Ist/Net)

Jakarta, MI - Debat kelima Pilpres 2024 atau debat terakhir yang melibatkan kandidat capres yakni Anies Baswedan (01), Prabowo Subianto (02) dan Ganjar Pranowo (03) selesai digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Apa yang terjadi selama debat itu? Mereka beradu gagasan tentang sejumlah isu utama, seperti kesejahteraan sosial, kebudayaan, teknologi informasi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia dan inklusi.

Selain itu, ketiga capres juga saling adu argumen tentang stunting dan nasib pekerja migran, serta saling sindir soal pendidikan hingga keluar kata "otak lambat".

Seperti dirangkum Monitorindonesia.com, Senin (5/2), bahwa dalam sesi tanya-jawab antar capres, Prabowo Subianto mendapat kesempatan untuk melempar pertanyaan kepada Ganjar Pranowo. Prabowo menyoroti permasalahan stunting di Indonesia.

https://ichef.bbci.co.uk/news/800/cpsprodpb/b2dd/live/5667a3d0-c365-11ee-8b89-af458e44c682.png

“Saya ingin bertanya apakah Bapak setuju dengan gagasan saya untuk memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia untuk mengatasi masalah stunting,” tanya Prabowo.

“Kalau ngasih makannya kepada anak-anak untuk mencegah stunting. Saya sama sekali tidak setuju. Karena Bapak terlambat," jawab Ganjar.

Stunting, tegas Ganjar yang juga mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) seharusnya diatasi semenjak bayi berada di dalam kandungan. 

"Seharusnya ibulah yang diprioritaskan untuk mendapatkan gizi. Kalau Bapak ngasih gizi ke ibu hamil, itu baru saya setuju. Kalau sudah lahir dan tumbuh, mungkin bukan stunting, Pak, tapi gizi buruk".

"Kalau gizi buruk Bapak mau memperbaiki boleh. Jadi, jangan sampai confused antara stunting dan pemberian makan. Jadi makannya jangan banyak-banyak, Pak. Nanti kekenyangan. Jangan sampai nanti terjadi obesitas. Ini lebih bahaya lagi nanti," beber Ganjar.

Menurut Ganjar Pranowo, stunting seharusnya diatasi semenjak bayi berada di dalam kandungan

"Stunting bisa dicegah dari sebelum generasi muda menikah dengan memastikan cek kesehatan calon istri dan suami, menghindari pernikahan dini, dan juga gizi," cetus Ganjar.

Prabowo pun bersikeras bahwa apa yang ditanyakannya persis dengan tanggapan Ganjar. Pemberian makanan bergizi kepada ibu-ibu hamil, menurut Prabowo, ada di dalam programnya.

“Tapi memang stunting itu karena kurang gizi, Pak Ganjar, itu karena ibu dan dianya [anaknya] kurang gizi, dia stunting," jelas Prabowo.

Menurutnya, itu terjadi di seluruh bagian dari Indonesia, anak-anak umur 10 tahun badannya seperti umur 4 tahun. 

"Kita harus intervensi,” tegas Prabowo yang juga Menteri Pertahanan.

Tak lupa di sela-sela menjabawa pertanyaan Ganjar itu, Pranowo juga menambahkan persoalan kemiskinan sebagai alasan terjadinya stunting.

Namun ditanggapi Ganjar “Jadi maksudnya Bapak mengoreksi pertanyaan Bapak ke saya, ya?” kata Ganjar.

Pemberian makanan bergizi kepada ibu-ibu hamil, menurut Prabowo, ada di dalam programnya.

“Tidak. Bapak setuju atau tidak dengan program makan siang, gitu loh," jawab Prabowo dengan cepat.

Pemandu debat pun mengingatkan capres untuk berbicara pada waktunya saja, tetapi Ganjar mengatakan dirinya mengizinkan Prabowo untuk berbicara karena ini adalah debat.

“Karena beliau tidak mengoreksi saya ingatkan saja pertanyaannya. Bapak mau kasih makan untuk mencegah stunting buat anak-anak. Terlambat itu," kata Ganjar. 

"Kalau Bapak mau mencegah stunting, sekali lagi Pak, perhatikan proses menikah mulai dari mereka remaja," tambah Ganjar.

Otak Lambat

Ganjar Pranowo membuka pertanyaan dengan jejak digital Prabowo saat menyampaikan orang pilih internet gratis, otaknya lamban alias lambat. Padahal, internet gratis bisa mengatasi kesenjangan pendidikan, kesehatan dan kemiskinan ke depan.

"Jika kita berbicara bahwa orang yang pilih internet gratis, maaf, otaknya lambat, saya kira statement itu sangat sadis," kata Ganjar.

https://ichef.bbci.co.uk/news/800/cpsprodpb/4250/live/0c0950a0-c36e-11ee-a2e2-dd1f0b1975c6.png

Adapun Prabowo pernah melontarkan sindiran dengan membandingkan antara orang yang mengutamakan internet gratis ketimbang makan gratis.

Hal itu disampaikan Prabowo saat berkampanye di Pontianak, Kalimantan Barat, 20 Januari 2024.

"Orang yang bilang rakyat enggak minta makan itu anaknya saya kira otaknya agak ... agak lamban," kata Prabowo kala itu.

Menanggapi pernyataan tersebut, dalam debat itu Ganjar memaparkan bahwa terdapat kurang lebih 12.000 desa yang masih belum mendapatkan koneksi internet, padahal Indonesia ingin mendigitalisasi sejumlah fasilitas, di antaranya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Oleh karena itu, Ganjar bersama Calon Wakil Presiden RI Mahfud Md. memasukkan program internet gratis dalam visi dan misinya.

Prabowo pun membantah bahwa kalimat yang ia sampaikan memiliki makna yang dimaksud Ganjar.

"Mungkin tidak lengkap yang Bapak dengar ucapan saya. Yang saya katakan adalah mana yang lebih penting, internet gratis atau makan gratis untuk orang miskin?" ujar Prabowo.

Ia menekankan bahwa ucapannya adalah internet gratis tidak penting jika dibandingkan dengan makan gratis yang menurutnya program strategis untuk mengatasi banyak masalah.

"Saya enggak bermaksud internet gratis itu tidak penting. Kalau dibandingkan dengan makan gratis, menurut saya, itu strategic untuk mengatasi banyak masalah," ucapnya.

Menanggapi jawaban Prabowo, Ganjar mengatakan bahwa klarifikasi tersebut sudah terlambat karena publik sudah berada di internet dan menjadi jejak digital.

"Inilah hebatnya kalau coverage internetnya bagus. Jejak digital tidak akan pernah hilang. Maka, statement Bapak yang hari ini mencoba mengklarifikasi rasa-rasanya di publik sudah lewat karena pernyataan Bapak sangat clear dan membandingkan itu," ujarnya.

Adu gagasan pun bergulir, hingga tiba waktunya para capres beradu argumen soal pendidikan. Salah satunya soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus.

Ini menjadi poin pertanyaan capres Anies Baswedan kepada Ganjar. Pertanyaan soal kisruh UKT di perguruan tinggi (PT), sayangnya juga direspons secara normatif oleh para capres. Padahal, dalam kasus terbaru, terdapat mahasiswa yang tak sanggup membayar UKT justru dianjurkan untuk mencari pinjaman online.

"Bagaimana pendapat dan pandangan Pak Ganjar melihat problem pendidikan tinggi di Indonesia ini?" tanya Anies.

Ganjar menegaskan hal itu harus dihentikan. "Menghentikan liberalisasi pendidikan. Hentikan hari ini," katanya.

Ganjar menyinggung programnya yaitu satu keluarga miskin, satu sarjana. "Agar mereka tidak direpotkan pada persoalan ini," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyinggung gagasan Kredit Mahasiswa Indonesia, skema yang pernah dilakukan di kampus tertentu. Namun, semuanya perlu ada proporsinya. "Mana yang mampu dan mana yang kurang mampu. Yang kurang mampu mesti dapat intervensi dari pemerintah," katanya.

Sementara itu, Anies menyatakan pendidikan sebagai ruang pembentukan kelas menengah, dan sekaligus investasi. "Mereka menjadi kelas menengah, mereka bekerja, mereka memberikan pajak bagi negara. Tapi bukan pendapatan ketika masih sekolah," kata Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan, biaya UKT yang saat ini memang mahal menjadi momok bagi mahasiswa. Ia mengakui bahwa kampus memang merdeka dan seharusnya menjalankan misi memerdekakan. Tapi, kata Anies, kebebasan bagi perguruan tinggi itu tidak berarti mereka bisa menaikkan biaya pendidikan sehingga menyulitkan mahasiswa.

“Kampus merdeka itu baik tapi bukan berarti merdeka untuk menaikkan ongkos, bukan berarti menggunakan cara untuk bisa mendapatkan dana dari mahasiswanya,” kata Anies.

Selain hal-hal diatas, Anies dalam pernyataan pembukanya menyinggung masalah terbesar di Indonesia saat ini adalah ketimpangan. Ia mencontohkan ketimpangan yang terjadi di Jakarta dan luar Jakarta, orang miskin dan orang kaya, hingga pendidikan umum dan pendidikan agama.

Lalu, ia menyentil soal perekonomian Indonesia yang diklaim hanya dikuasai oleh segelintir orang. Untuk itu, ia berambisi membawa Indoenesia ke titik mula, yakni memberikan keadilan dan kesetaraan untuk semua rakyat.

"Apa masalah hari ini? 45 juta orang belum kerja layak. Bicara jaminan sosial, lebih dr 70 juta orang belum punya jamsos. Bicara pendidikan jauh dari kota terpencil. Masa depan suram, kemampuan tinggi kesempatan tidak ada. Sangat frustasi melihatnya," kata dia dalam paparannya.

Lalu, ia menyinggung soal isu bansos yang belakangan ramai. Menurut dia, yang ingin dicapai saat ini adalah memastikan rakyat hidup dengan sehat. Jika sakit, mereka bisa mendapat pertolongan dengan cepat. "Bila butuh diberikan bansos plus bukan bansos untuk kepentingaan yang memberi, tapi untuk kepentingan orang yang diberi," kata Anies.

Prabowo Cuma jadi Penonton

Kala Anies dan Ganajr kompak membahas masalah bantuan sosial (bansos) di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), Prabowo cuma jadi penonton.

Hal ini terjadi saat moderator memberikan kesempatan kepada Ganjar untuk bertanya kepada Anies. Lantaran ini merupakan sesi tanya jawab, maka capres nomor 02, Prabowo Subianto hanya bisa menonton Anies dan Ganjar membedah masalah bansos yang dibagikan pemerintahan Jokowi. 

"Pak Anies, lagi ramai kita mau tanya soal bansos. Menurut saya bansos ini adalah kewajiban negara dan rakyat berhak mendapatkannya. Karena banyak klaim yang diberikan seolah-olah ini adalah bantuan orang per orang atau kelompok," katanya.

"Padahal kita masih punya data yang tidak valid, ada cara penyampaian yang tidak benar, ada protes yang kemudian tidak terverifikasi dengan baik. Menurut Pak Anies, bagaimana tata kelola bansos agar tidak saling klaim, tepat sasaran, dan tidak menimbulkan kecemburuan-kecemburuan sehingga inilah satu harapan yang betul-betul diterima oleh rakyat?" kata Anies lagi panjang lebar.

https://ichef.bbci.co.uk/news/772/cpsprodpb/d923/live/c1f714e0-c366-11ee-8b89-af458e44c682.png

Anies pun menjawab pertanyaan Ganjar. Menurut Anies, semua pihak harus menyadari bahwa yang disebut sebagai bansos adalah bantuan untuk si penerima, bukan bantuan untuk si pemberi. Pasalnya, bansos diberikan sesuai dengan kebutuhan si penerima.

"Kalau penerimanya membutuhkan bulan ini, ya diberikan bulan ini. Kalau dibutuhkannya tiga bulan lagi, ya tiga bulan lagi. Tidak usah dirapel semuanya. Dijadikan sebagai sesuai kebutuhan. Itulah yang disebut sebagai bansos tanpa pamrih," jawab Anies. 

Kemudian yang kedua, kata Anies, pemberian bansos ini harus tepat sasaran. Artinya, diberikan melalui pendataan yang baik, informasi data itu harus akurat, dan mekanisme pemberiannya melalui jalur birokrasi, bukan dibagikan di pinggir jalan, tetapi dibagikan langsung di lokasi menggunakan jalur birokrasi.

Kemudian ketiga, Anies tidak kalah penting ketika kita berbicara tentang bansos ini, harus bansos itu bisa dipastikan mereka yang miskin, prasejahtera, itu termasuk di dalamnya. Jangan sampai mereka terlewatkan.

Sebagai bagian dari perubahan, Anies siap mengusung program Bansos Plus yang angkanya ditingkatkan, yang belum masuk masih miskin dimasukkan, dan diberikan bekal pelatihan pendampingan pelan-pelan supaya mereka bisa mandiri dan hidup lebih sejahtera. "Anies juga menegaskan bansos ini adalah atas nama negara.

Ketika bertugas di Jakarta, semua paket bansos di kardusnya diberi label, dibiayai APBD DKI Jakarta, bukan dari gubernur, dari uang rakyat lewat APBD DKI Jakarta. Jelas posisinya," tutur Anies. 

Ganjar pun mengiyakan pemikiran Anies. Menurut Ganjar, proses logic thinking-nya adalah datanya diperbaiki. Dengan demikian, lanjutnya, betul-betul bansos yang diberikan yang rencananya tadi menurunkan kemiskinan, mengurangi gap, menurunkan kemiskinan oke ternyata.

"Berapa pun besarnya, gap-nya tetap tinggi. Ini menarik, dan kami punya data yang kita bisa baca dan tentu saja ini penting memang paradigma bansos sekali lagi ini betul-betul hak rakyat," kata Ganjar.

"Tugas negara dan pemerintah adalah memastikan itu bahwa ini tepat sasaran dan tepat waktu, tadi yang disampaikan betul. Dan Kami usul bantuannya ganti aja deh bantuan kesra, karena tugas negara itu menciptakan keadilan sosial, bukan menciptakan bantuan sosial," tambah Ganjar. 

Anies mengatakan kepada Ganjar untuk memikirkan opsi bahwa bantuan itu bisa berbentuk transfer, mengurangi potensi korupsi dalam pengadaan barang.

Pasalnya, kata dia, pengadaan bantuan sosial itu pada satu sisi memang membantu, di sisi lain ini memberikan usaha pada justru usaha-usaha raksasa, karena yang diisikan di situ adalah produk-produk dari perusahaan-perusahaan raksasa.

"Dan ini yang menurut saya harus dikoreksi, bila bantuan itu diberikan langsung dalam bentuk cash ini salah satu yang perlu kita pertimbangkan, mereka akan langsung gunakan sesuai dengan kebutuhannya," katanya.

Lalu yang soal data. Data ini sesungguhnya bisa dikerjakan bersama-sama. "Kami pernah lakukan di situ, pasti sama ini yang diberikan kepada RT RW, mereka musyawarah mencocokkan siapa dalam daftar itu yang benar, siapa yang dalam daftar itu yang keliru. Maka PKK, LMK, kemudian karang taruna, RT RW mereka bisa membantu. Datanya akurat, dananya dipakai sesuai kebutuhan," demikian Anies.

Janji Manis

Prabowo Subianto menjadi kandidat pertama yang menyuarakan visi dan misinya dalam Debat Pilpres 2024 seri kelima yang digelar di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (4/2) malam.

Prabowo dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, punya rencana besar dengan nama strategi transformasi bangsa. "Inti dari strategi ini adalah meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia, terutama memperbaiki kualitas hidup manusia Indonesia," kata Prabowo. (wan)

Baca selengkapnya di sini