Pengamat Apresiasi Film Dirty Vote: Materinya Tersaji Berdasarkan Peristiwa

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Februari 2024 13:30 WIB
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai film dokumenter Dirty Vote patut diapresiasi karena telah berani mengkritisi pemerintah demi menjaga kelangsungan demokrasi Indonesia yang sehat.

"Film Dirty Vote niatnya baik, nilai luhur akademisi, patut diapresiasi. Hanya saja, momentum waktunya yang salah, tidak tepat. Niat baiknya, mengkiritisi pemerintah, dan menjaga kualitas pemilu," katanya saat dihubungi Monitorindonesia.com, Senin (12/12).

Efriza mengatakan, film tersebut telah berhasil menyajikan peristiwa demi peristiwa sebagaimnaa realitasnya yang terjadi kala itu sampai saat ini.

"Soal film, jelas ini tentang analisis penyajian peristiwa, dengan konsep proses dan realitas, yang penyajiannya menggunakan rangkaian materi-materi tersaji berdasarkan peristiwa," ujarnya.

Menurutnya, film tersebut bukan hanya berhasil menyajikan peristiwa sesuai dengan realitasnya. Namun, film Dirty Vote telah berhasil memberikan edukasi politik yang sangat penting kepada masyarakat.

"Apakah ini propaganda? Jika propaganda acap konotasinya negatif, saya lebih menganggap ini edukasi politik, kecemasan yang tinggi yang sedang disampaikan oleh para akademisi. Saya mendukung cara-cara edukasi ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Efriza juga menilai gerakan para akademisi yang membuat film tersebut bukan untuk kepentingan salah satu pasangan calon untuk Pilpres 2024. Tetapi, untuk kepentingan bangsa, negara dan masyarakat.

"Lalu apakah para akademisi ini punya kepentingan terhadap salah satu calon? Saya meyakini ia berdiri di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi soal waktunya saja salah, soal edukasinya baik," tukasnya. (DI)