Kemenangan Prabowo-Gibran: Kekalahan Telak Gerakan Sipil Kesekian Kalinya!

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 18 Februari 2024 14:25 WIB
Kemenangan Prabowo Subianto dianggap momen krusial bagi gerakan masyarakat sipil untuk membumikan isu demokrasi (Foto: MI/Repro Getty Images)
Kemenangan Prabowo Subianto dianggap momen krusial bagi gerakan masyarakat sipil untuk membumikan isu demokrasi (Foto: MI/Repro Getty Images)

Jakarta, MI - Berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat raihan suara pemilihan presiden atau Pilpres 2024 yang dilakukan empat lembaga survei, semuanya menunjukan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang dengan raihan suara 57 persen lebih.

Jika hasil itu sejalan dengan penghitungan resmi KPU, maka Prabowo-Gibran memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran dan ditetapkan sebagai presiden-wakil presiden RI 2024-2029.

Adapun empat lembaga survei yang dimaksud adalah Charta Politika, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, dan Lembaga Survei Kedai Kopi. Quick count yang dilakukan empat lembaga tersebut sudah menggunakan data masuk di atas 98 persen.

Kendati, kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 dianggap momen krusial bagi gerakan masyarakat sipil untuk membumikan isu demokrasi.

Menurut Egi Primayogha, Koordinator Divisi Korupsi Politik di Indonesia Corruption Watch (ICW) Kemenangan Prabowo-Gibran dipicu banyak faktor.

Selain dugaan kecurangan pemilu dan keberhasilan strategi mendulang suara, Egi menilai Prabowo-Gibran bisa meraih suara terbanyak juga karena isu demokrasi yang elitis.

Egi berpandangan bahwa, kemenangan Prabowo-Gibran menunjukkan persoalan besar dalam demokrasi Indonesia yang belum kunjung tuntas, yakni gerakan masyarakat sipil hanya menyirkulasikan permasalahan demokrasi di kalangan mereka sendiri.

“Isu seperti politik dinasti, korupsi dan sebagainya tak tersampaikan secara meluas, terutama kepada akar rumput sehingga sulit untuk mendorong mereka untuk bersikap berdasarkan isu-isu tersebut,“ kata Egi dikutip apda Minggu (18/2).

Egi menambahkan, kemenangan Prabowo-Gibran yang mempunyai catatan buruk mengenai demokrasi menjadi buah dari tidak terselesaikannya permasalahan tersebut.

Ini adalah kekalahan telak bagi gerakan sipil yang kesekian kalinya. Lolosnya undang-undang bermasalah seperti revisi UU KPK, UU Cipta Kerja, dan sebagainya berkali-kali terjadi selama beberapa tahun terakhir. Gerakan sipil gagal membendungnya.

“Situasi hari ini idealnya mendorong masyarakat sipil untuk segera melakukan otokritik dan mengevaluasi gerakannya,“ tandas Egi.

Tak seperti demikian, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah justru mempunyai pandangan berbeda atas kemenangan ini.

Dia menyebut, setidaknya ada tiga faktor penyebab raihan suara pasangan capres-cawapres jagoannya menjadi yang tertinggi berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024.

Pertama, kata dia, pasangan Prabowo-Gibran mengusung ide persatuan, rekonsiliasi, dan keberlanjutan dari program-program pemerintahan. Menurut Fahri, keunggulan Prabowo-Gibran menunjukkan keberhasilan Prabowo dan Presiden Jokowi menyatukan masyarakat Indonesia.

Lanjut Fahri, Prabowo dan Jokowi dulu bersaing dalam Pilpres 2014 dan 2019. Keduanya lantas bersatu pada Pilpres 2024, sehingga bisa meyakinkan hati masyarakat untuk memilih Prabowo-Gibran.

"Mustahil peristiwa ini ada dan angkanya (raihan suara Prabowo-Gibran) begitu menakjubkan. Jadi, niat baik dua tokoh besar ini (Prabowo dan Jokowi) yang bisa satukan kita," kata Fahri melalui keterangan tertulisnya, Jumat (16/2).

Faktor kedua, ungkap Fahri, koalisi besar partai-partai pengusung Prabowo-Gibran merepresentasi pendukungnya berasal dari berbagai macam kelompok. 

"Koalisi besar kita ini betul-betul koalisi kesadaran, semua kelompok ada di sini sebab ikatannya kuat, perkawinannya tidak ada paksaan, di tempat lain agak terpaksa," jelas Fahri yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gelora.

Ketiga, kubu Prabowo-Gibran diisi oleh  tokoh-tokoh hebat yang bersatu seperti Jokowi dan Prabowo itu sendiri. "Alhamdulillah kita memiliki tokoh-tokoh hebat," tutur mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

Dengan kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 berdasarkan hasil quick count, Fahri berharap seluruh elemen bangsa Indonesia bisa tenang dan berdamai dengan pilihannya. 

"Ini adalah hari yang penting, hari ketika kita mengasihi bangsa sendiri yang ingin menjadi superpower baru yang melindungi, memajukan, mencerdaskan, dan ikut serta dalam perdamaian dunia,” tandasnya. (wan)