Menang di Tengah Banyak Tuduhan

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 18 Februari 2024 23:23 WIB
Prabowo Subianto memberi hormat di hadapan para pendukungnya (Foto: MI/Repro Antara)
Prabowo Subianto memberi hormat di hadapan para pendukungnya (Foto: MI/Repro Antara)

Jakarta, MI - Siapa sangka, Prabowo Subianto menang hitung cepat atau quick count dan penghitungan asli atau resmi atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di tengah banyaknya tuduhan terhadap mantan Danjen Kopasus itu.

Prabowo Subianto bertarung di pilpres tak sendirian. Dia bersama Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 02 yang juga disebut-sebut pencawapresannya cacat secara hukum dan cacat secara etika buntut daripada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90.

Bahkan, ayahnya Joko Widodo alias Jokowi juga menghadapi tuduhan dari para kritikus bahwa ia mungkin ikut campur dalam keputusan tersebut.

Dimasukkannya Gibran pada awalnya dilihat oleh beberapa pakar politik sebagai keuntungan bagi kampanye Prabowo, calon presiden ketiga kalinya, yang memungkinkannya memanfaatkan basis dukungan besar terhadap Jokowi.

Tak mudah untuk menang sebenarnya. Pasalnya beberapa kali mencoba namun gagal.

Prabowo Subianto diketahui memperoleh tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kejahatan perang pada masa kelam di bawah rezim Soeharto.

Isu inipun terus bergulir dalam politik lima tahunan hingga Prabowo sempat menyatakan " Setiap poling saya naik, isu ini terus muncul".

Prabowo Subianto kini berumur 72 yang mempunyai rekam jejak HAM masa lalu yang mencengangkan di mata aktivis dalam dan luar negeri.

Tuduhan yang paling utama adalah bahwa Prabowo mengomandani satuan yang menculik dan menyiksa beberapa pejuang demokrasi menjelang masa akhir rezim Soeharto pada akhir 1990-an.

Dari 23 orang, beberapa selamat, satu meninggal dunia, dan 13 aktivis lainnya sampai sekarang masih hilang.

Dia kemudian dicopot dari militer dan mengasingkan diri ke Yordania pada 2000-an.

Beberapa tahun kemudian, Prabowo kembali ke Indonesia dan membangun kekayaan di sektor kebun sawit dan pertambangan, sebelum terjun ke politik.

Sebagian orang mungkin menilai Prabowo merasa berhak memperoleh ruang di poros kekuasaan.

Secara politis, dia “berdarah biru” lahir di keluarga elite yang sudah identik dengan politik Indonesia.

Ayahnya adalah ekonom terkemuka yang pernah menjadi menteri perdagangan dan menteri keuangan, sementara kakek Prabowo mendirikan bank BUMN pertama di Indonesia.

Prabowo kecil hidup di pengasingan bersama keluarganya di Swiss dan Inggris.

Ini terjadi setelah sang ayah dituduh terlibat dalam pemberontakan separatis di Sumatra. 

Dia pun bergabung ke militer setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1970, kariernya menanjak dengan cepat.

Pada 1980-an, Prabowo bersama unit khusus memerangi kelompok separatis di Timor Timur (sekarang Timor Leste).

Para saksi mata menudingnya melakukan kebiadaban di sana dan di Papua.

Pada tahun 1983, Prabowo masuk ke lingkaran dalam Soeharto dengan menikahi salah satu putrinya adalah Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal Titiek Soeharto.

Pernikahan ini berlangsung selama 15 tahun lalu kandas, seiring dengan berakhirnya rezim militer Orde Baru.

Prabowo kemudian memimpin sebuah satuan unit khusus yang dituduh menculik beberapa aktivis. Dia diberhentikan, tapi tidak pernah mendapat tuntutan hukum.

Ini yang menjadi pertanyaan, bahwa jika memang dia bersalah, kenapa tidak diadili, ada yang berani?

Pada hari-hari penuh kekacauan jelang akhir kepemimpinan Soeharto, Prabowo juga dituduh memicu penjarahan di Jakarta yang membuat banyak minoritas Tionghoa menjadi korban.

Namun, Prabowo senantiasa menyangkal segala tuduhan ini.

Setelah kejatuhan Soeharto, Prabowo pergi ke Yordania dan menghindar dari sorotan ketika Indonesia memasuki era demokrasi pada milenium baru.

Mantan petinggi militer ini pun dilarang masuk ke wilayah AS dan Australia karena masuk daftar hitam akibat rekam jejak HAM-nya.

Pencekalan ini baru dihapus beberapa tahun belakangan. Prabowo kembali ke Indonesia sebelum Pemilu 2009 berlangsung.

Dia mendirikan partainya sendiri  Partai Gerindra dan berkelindan dengan koalisi-koalisi untuk memulai karier politiknya

Pada Pemilu 2014 dan 2019, Prabowo bersaing dengan rivalnya saat itu, Jokowi, dalam pemilihan presiden yang berlangsung ketat. Dia kalah pada dua kesempatan.

Namun, setelah kericuhan dari para pendukungnya yang memprotes kekalahan Prabowo pada 2019, 10 orang meninggal pada peristiwa ini, Jokowi membuat kesepakatan dengan Prabowo.

Prabowo pun masuk ke pemerintahan Jokowi dan menjadi Menteri Pertahanan.

Dia pun bebas untuk bepergian dari Paris ke Washington ke Beijing sebagai pejabat tinggi negara.

Sanksi-sanksi dari barat lenyap sudah. Gabungnya Prabowo di pemerintahan Jokowi pun menuai pro dan kontra.

Direktur Amnesty International Usman Hamid saat itu menyatakan bahwa penunjukan Prabowo memberikan sinyal mengkhawatirkan bahwa para pemimpin kita telah melupakan hari-hari kegelapan dan pelanggaran-pelanggaran terburuk yang dilakukan pada masa Suharto.

“Ketika Prabowo memimpin unit-unit khusus, aktivis-aktivis hilang dan terdapat berbagai tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk," jelasnya.

Prabowo memang sudah beberapa kali ditekan untuk menanggapi masa lalunya yang kelam.

Namun dia menyangkal sebagian besar tuduhan dan ketika dia mengakui sebuah kejahatan seperti penculikan.

Misalnya dia kembali ke alasan klasik prajurit, dia hanya menjalankan perintah.

Dalam salah satu debat capres Pemilu 2014, Prabowo mengatakan dia menjalankan perintah atasannya.

Upaya Prabowo mengubah citra untuk Pemilu 2024 adalah salah satu strateginya yang sukses.

Akan tetapi, strategi yang paling krusial adalah dukungan dari mantan rivalnya, Jokowi, ketika Gibran Rakabuming Raka putra sulung Jokowi menjadi cawapres yang digandeng Prabowo.

Mahkamah Konstitusi mengubah persyaratan umur yang memungkinan Gibran Rakabuming Raka, 36 tahun, menjadi cawapres.

Sebelumnya, hanya mereka dengan umur 40 tahun ke atas yang boleh mencalonkan diri.

Saudara ipar Jokowi, Anwar Usman, adalah Ketua Mahkamah Konstitusi saat keputusan diambil.

Sejumlah pihak menjelang pemilu Rabu (14/2) pun menuduh Jokowi menyalahgunakan kekuasaannya dan mengintervensi proses pemilihan.

Mereka berargumen bahwa dia hanya ingin mempertahankan pengaruhnya di dunia politik.

Namun apa yang terjadi? di tengah banyak tuduhan, justru pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memimpin dalam hasil quick count dan juga real count sementara yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Banyak pihak yang menarasikan bahwa "ini kecurangan".

Namun seorang pengamat politik Adi Prayitno menyebut kemenangan Prabowo-Gibran berdasarkan hasil sementara quick count maupun real count KPU.

Bahkan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) itu menyatakan Pilpres 2024 kali ini merupakan kemenangan Prabowo-Gibran. 

"Ini kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran," kata Adi dalam video yang diunggah akun instagram @jendraldonuts seperti disaksikan Monitorindonesia.com, Minggu (18/2).

Adi juga meminta kepada yang kalah yakni Anies Baswedan - Cak Imin dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD menangis saja.

Menurutnya kepada yang kalah diminta untuk menangis dan tumpahkan setumpah-tumpahnya versi quick count.

"Yang kalah nangis saja, 1 silahkan nangis 3 juga, ketimbang jadi bisul, ketimbang jadi sakit, pura-pura bahagia, tumpahkan-setumpah-tumpahnya, versi quick count," katanya.

Diketahui, bahwa sejumlah lembaga survei merilis hasil quick count atau hitung cepat yang memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

Bahkan pasangan yang mengusung keberlanjutan program Presiden Jokowi memeroleh 50 persen lebih dukungan yang berarti kemungkinan besar Pemilu hanya berlangsung satu putaran.

Ketentuan mengenai Pilpres satu putaran tercantum dalam dua aturan yaitu dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

UUD 1945 Pasal 6A Ayat (3)

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

UU Pemilu Pasal 416

(1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.

(2) Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

(3) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu

Saat ini Prabowo-Gibran memperoleh suara mencapai 58 persen (quick count). 

Sementara pasangan calon Anies-Cak Imin menempati posisi kedua dengan perolehan suara sekitar 25 persen.

Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hanya memperoleh suara sebesar 17 persen.  

Sementara dari hasil real count Pilpres 2024, Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka belum bisa dikejar oleh dua paslon lainnya yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Paslon 01 Anies-Cak Imin meraih 21.013.738 suara dari 24,48% dari 548354 dari 823236 TPS.  

Paslon 02, Prabowo-Gibran meraih  49.747.461 juta suara atau 57,95% dan Paslon 03 Ganjar memperoleh 15.084.928 suara.

Dalam unggahan terakhir Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sabtu (17/2/2024), pada pukul 19.30 WIB, hasil real count Pilpres 2024 sudah mencapai 66.61% atau 548.354 TPS dari 823.236 TPS. 

Pasangan Prabowo-Gibran masih memimpin di real count Pilpres 2024 dengan 49.747.461 suara atau 57.95%.

Paslon nomor 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar masih setia menempel di penghitungan real count Pilpres 2024 dengan perolehan suara 21.013.738 atau 24.48%. 

Sementara itu Ganjar Pranowo-Mahhfud MD yang merupakan paslon Capres-Cawapres nomor 03 masih ada di posisi buncit dengan perolehan suara 15.084.928 dengan presentase 17.57%.

Berikut hasil real count Pilpres KPU, Minggu 18 Februari 2024: 

Paslon nomor 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: Perolehan suara 21.013.738 atau 24.48%.

Paslon nomor 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: Perolehan suara  49.747.461 suara atau 57,95% 

Paslon nomor 03, Ganjar Pranowo-Mahhfud MD, Perolehan suara 15.084.928 atau 17.57%. (wan)