Pengamat Duga Surya Paloh Sedang Penjajakan Koalisi Prabowo-Gibran

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 19 Februari 2024 21:54 WIB
Surya Paloh (kiri) dan Jokowi (kanan) (Foto: MI/Repro Dokumentasi Twitter Jokowi)
Surya Paloh (kiri) dan Jokowi (kanan) (Foto: MI/Repro Dokumentasi Twitter Jokowi)

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Ketua Umum (Ketum) partai Nasional Demokrat (NasDem) makan bersama di Istana Negara, Minggu (18/2) tadi malam. 

Pihak Istana mengklaim bahwa pertemuan itu atas permintaan Surya. Sementara Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim menyatakan bahwa kedatangan Surya justru atas undangan Jokowi.

Namun pengamat politik dari Centre for strategic and international Studies (CSIS), Nicky Fahrizal, justru menduga, pembicaraan keduanya sudah mengarah pada penjajakan koalisi dengan kubu Prabowo-Gibran. Apalagi, kata dia, Presiden Jokowi menyebut dirinya sebagai jembatan untuk urusan partai-partai.

Pasalnya gaya pemerintahan Prabowo tak akan jauh berbeda dengan Jokowi yang sebisa mungkin merangkul semua partai agar tidak tercipta oposisi yang efektif.

"Dan bisa juga strategi bersama. Prabowo akan melakukan kunjungan ke Pak Susilo Bambang Yudhoyono yang punya hubungan pasang surut dengan Jokowi," ujar Nicky kepada wartawan, Senin (19/2).

Berbeda dengan Nicky, pakar politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, berkata penjajakan untuk berkoalisi kembali terlalu dini disampaikan Jokowi kepada Surya Paloh.

Karena bagaimanapun penghitungan suara oleh KPU masih berjalan meskipun berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei menempatkan Prabowo-Gibran unggul telak.

Ia menduga arah pembicaraan itu bagian dari "upaya menjinakkan" kubu Surya Paloh yang selama ini kencang menyuarakan adanya dugaan kecurangan.

"Penjinakan kepada Surya Paloh bahwa sekarang kami sudah menang, tidak perlu lagi keras-keras dan terima kekalahan," ujar Ahmad Atang.

"Atau pertemuan itu sebagai bagian dari upaya melakukan cooling down dinamika politik yang sedang tinggi terutama di kubu Anies-Muhaimin yang sangat menentang hasil quick count," tambahnya.

Diketahui, berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukan bahwa Pilpres 2024 dimenangkan oleh capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka. (wan)