Agak Laen: Suara Partai Anak Presiden Jokowi Melambung Tinggi, Ini Komentar Capres 01 Anies Baswedan

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 3 Maret 2024 22:43 WIB
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (16/2/2024). ANTARA/Fath Putra Mulya
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (16/2/2024). ANTARA/Fath Putra Mulya

Jakarta, MI - Suara partai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam tiga hari terakhir terus melejit di Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tak tanggung-tanggung, kini suara PSI sudah diatas 3,1 persen atau tinggal 0,9 persen lagi bisa masuk ambang batas parlemen.

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan turut angkat bisacara atas melejitnya perolehan suara PSI tersebut. Anies menegaskan, pemerintah harus ikut tanggung jawab soal ledakan suara PSI tersebut.

"Walaupun ketuanya (PSI) adalah anak presiden tetapi bukan berarti segala hal bisa dilakukan," ujar Anies di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Minggu (3/3).

Anies menegaskan, pemerintah harus bertanggungajwab atas melonjaknya perolehan suara PSI di Sirekap KPU tersebut. Anies berharap kegaduhan yang kerap muncul akibat maraknya permasalahan Sirekap KPU dalam Pemilu 2024 tidak merusak legitimasi masyarakat terhadap pemilu.

"Kalau merusak semua kepercayaan rakyat akan hilang terhadap proses pemilu kemarin," sambungnya.

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy menilai lonjakan suara PSI dalam Pileg 2024 janggal. Dia membandingkan lonjakan suara PSI yang kontras dengan penurunan suara yang dialami PPP.

"Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi 'sayang anak' lagi?" ucap Romy di akunInstagram @romahurmuziy yang dikutif Monitorindonesia.com, Minggu (3/3). 

Komisioner KPU Idham Holik mengatakan Sirekap tidak digunakan sebagai penentu hasil pemilu. Kholik mengaku belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan yang disebut Romahurmuziy. 

Sejumlah TPS di daerah yang telah mengunggah formulir Model C1 Plano, memiliki hasil berbeda dengan hasil Sirekap yang dirilis KPU.

Sebagai contoh, perolehan suara PSI berdasarkan hasil Sirekep KPU. Pada TPS 004 Bulakan, Cibeber, Kota Cilegon, Banten. Dari data Sirekap, suara PSI tertulis punya 69 suara, sedangkan suara tidak sah 1. Padahal dilihat lagi dari foto C.Hasil yang diunggah di Sirekap, PSI hanya memiliki 1 suara, sedangkan suara tidak sah 69.

Kemudian, TPS 020 Tanah Grogot, Kecamatan Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur. Dalam sistem Sirekap suara PSI mencapai 50 suara, lalu suara tidak sah 3. Padahal, berdasarkan foto C.Hasil, suara PSI 0, sedangkan suara tidak sah 53.[Lin]