Pengamat Sebut Usulan PSI Konyol dan Patut Dicurigai

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Maret 2024 14:39 WIB
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie yang mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi ketua koalisi di atas Ketua Umum Partai Politik menuai berbagai kecaman. 

Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai usulan tersebut sangat patut dicurigai karena bisa saja ada persengkokolan jahat yang ingin mengelola dan menguasai negara. 

"Ini langkah keliru, patut dicurigai ini adalah ide sebuah kongsi jahat dalam mengelola negara," kata Efriza saat berbincang dengan Monitorindonesia.com, Selasa (12/6/2024). 

Kata Efriza, boleh saja Jokowi mengerdose Prabowo Subianto dalam memperebutkan kursi presiden, bahkan menjadi king maker. Tetapi, bukan kemudian mengistimewakan Jokowi dengan cara yang berlebihan. 

"Selama sebelum Pilpres masih lumrah, tapi tidak karena menang koalisi ini kemudian dalam memerintah Jokowi diistimewakan, itu pemikiran konyol," ujarnya. 

Karena kata Efriza, Jokowi setelah selesai masa jabatannya sebagai Presiden, ia tidak bisa mencampuri urusan pemerintahan yang baru jika Prabowo telah ditetapkan sebagai Presiden. 

"Jelas-jelas Jokowi sudah habis masa jabatannya sebagai Presiden sudah dua periode. Jadi, Prabowo tidak punya kewajiban menjalankan semua kebijakan Jokowi meski ia menjanjikan keberlanjutan," urainya. 

Kata Efriza, jika usulan PSI sampai dijalankan maka koalisi tersebut benar-benar bernapaskan kongsi jahat dalam mengelola negara. 

"Jika disetujui oleh partai-partai politik di pemerintahan artinya independensi partai masing-masing sudah hilang, bahasa Sarkasnya, jadi mending satukan saja seluruh partai dengan ketua umumnya Jokowi," tukasnya. 

Efriza juga menilai, bahwa usulan PSI tidak lebih dari sekadar lelucon. Menurutnya apa yang dilontarkan oleh Grace sangatlah konyol dalam demokrasi Indonesia. 

"Lelucon PSI konyol, dipikir partai-partai pendukung pemerintah harus seperti PSI yang Jokowisme," pungkasnya.