Kemungkinan Jokowi jadi Penasihat Prabowo-Gibran

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Maret 2024 21:29 WIB
Joko Widodo (Foto: Istimewa)
Joko Widodo (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Yusril Izha Mahendra membuka kemungkinan Joko Widodo akan menjadi sosok penasihat Prabowo-Gibran usai tidak menjabat lagi sebagai Presiden RI.

Menurut Yusril, Jokowi dapat mengisi peran sebagai figur yang memberikan pertimbangan, saran dan pendapat kepada Prabowo-Gibran. 

"Bisa saja memberi nasihat masukan pendapat dan lain sebagainya kepada Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih, dan itu normal saja," ujar Yusril di Kertanegara, Rabu (20/3/2024).

Yusril mengatakan bahwa peran Jokowi dalam memberikan nasihat dan masukan itu juga tak serta-merta mengharuskan dirinya masuk dalam jajaran struktur eksekutif pemerintahan ke depan. "[Jokowi] bisa saja mengambil satu peran, entah memberi masukan pertimbangan. Itu bisa saja dilakukan," katanya.

Saat ini pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran memang dipastikan menang usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menuntaskan rekapitulasi nasional pada Pemilihan Presiden (Pilpres) hari ini.

Pasangan yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini hanya tumbang di dua provinsi yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Barat, dari total 38 Provinsi. Pada dua lokasi tersebut, pasangan calon nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berhasil meraih posisi teratas.

Secara total, berdasarkan penghitungan Bloomberg Technoz dari daftar rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran mengantongi  95.786.820 suara atau setara 58,57% dari total suara sah nasional yang diperkirakan mencapai 163.555.930 suara. 

Sementara itu, Anies-Muhaimin mendapatkan 40.846.616 suara atau setara 24,97% suara sah. Sedangkan paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada pada posisi terbawah dengan hanya mendapat 26.922.494 atau setara 16,46% suara sah nasional.