Penolakan Halus PKS terhadap Anies Maju Pilgub DKI Jakarta


Jakarta, MI - Pengamaat Politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai ucapan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, saat menjawab mengenai potensi memajukan kembali Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta merupakan penolakan halus.
"Statement Presiden PKS Ahmad Syaikhu itu cukup mengejutkan. Sebab, kalimat Syaikhu yang menyatakan tidak ingin mendegradasi ketokohan Anies di tingkat nasional menjadi tokoh daerah itu, mengindikasikan penolakan secara halus PKS terhadap potensi majunya Anies di Pilkada DKI Jakarta," kata Umam kepada wartawan, Selasa (23/4/2024).
"Terlebih lagi, PKS merupakan partai yang mendapatkan efek ekor jas (coat-tail effect) dari ketokohan Anies dalam Pilpres 2024 lalu," sambungnya.
Pilkada Jakarta, menurut Umam, merupakan kontestasi politik yang sangat penting untuk terus menghidupkan kartu politik Anies di panggung politik nasional hingga Pilpres 2029.
Terlebih lagi, kata Umam, memenangkan Pilkada Jakarta akan memberikan otoritas kekuasaan besar dengan mengelola APBD pemerintahan daerah dengan rata-rata sekitar Rp 80 triliun per tahun, atau setara anggaran dari gabungan beberapa kementerian.
Karena itu, wajar jika pertarungan di Pilkada Jakarta seringkali dijalankan setara dengan 'rasa Pilpres'.
"Sikap PKS itu tampaknya menjadi upaya 'banting setir', karena selama ini PKS merasa dijadikan sebagai 'ban serep'," katanya.
Bahkan ketika terjadi kekosongan posisi wagub DKI Jakarta setelah Sandi Uno mengundurkan diri, lanjut dia, PKS yang berharap diberikan kesempatan untuk mengisi posisi itu, ternyata tetap diserahkan kepada Partai Gerindra.
Untuk itu, tambah Umam, pasca-Pemilu 2024, saat PKS menjadi jawara pileg di Jakarta dengan menggeser PDIP dari posisi pertama--dengan perolehan suara sekitar 16,68% atau sebanyak 18 kursi DPRD--Umam menilai PKS merasa medapatkan momentum yang tepat untuk mengusung kader sendiri.
"Karena itu, Syaikhu menyampaikan pesan kuat secara implisit, agar Anies bergantian mendukung kader PKS untuk maju di Pilkada DKI Jakarta," jelas Umam.
Dengan demikian, Anies masih memiliki peluang untuk maju di Pilkada Jakarta dengan mendapatkan dukungan dari Partai NasDem dan PKB, yang merupakan tulang punggung Koalisi Perubahan.
Kata Umam, kedua partai masing-masing punya 11 kursi dan 10 kursi guna memenuhi syarat 20% threshold pencalonan gubernur.
Pada saat yang sama, menurut Umam, PKS juga masih mungkin berubah pikiran jika akhirnya manuver politiknya berbenturan dengan realitas tidak adanya partai yang mau berkoalisi dengan dirinya di Pilkada Jakarta 2024.
"Sebab, dengan syarat 20% threshold, PKS masih belum bisa memiliki 'golden ticket' untuk mencalonkan cagub-cawagub sendiri. Karena itu, potensi Anies maju di Pilkada DKI Jakarta pada akhir 2024 ini ditentukan oleh dinamika politik ke depan," tandasnya.
Topik:
PKS Anies Baswedan Cagub DKI JakartaBerita Sebelumnya
PDI Perjuangan Belum Nyerah
Berita Selanjutnya
KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden Terpilih Hari Ini
Berita Terkait

Impor Etanol Bebas Tarif Dinilai Ancam Petani, DPR Desak Pemerintah Tinjau Ulang
20 September 2025 15:32 WIB

Kasus Cesium-137 di Udang Beku: DPR Minta Pemerintah Jaga Industri Udang Nasional
25 Agustus 2025 08:30 WIB

MPR Soroti Anggaran Pangan 2026: Minimal 10 Persen APBN, Bukan Rp164 Triliun
20 Agustus 2025 15:14 WIB

DPR Minta BI Perkuat Keamanan Data Sebelum Payment ID Resmi Diluncurkan
13 Agustus 2025 17:48 WIB