Didukung 11 Kekuatan Partai Politik, Bagaimana Cara Prabowo-Gibran Bagi-bagi Jatah Kursi Menteri?

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 4 Mei 2024 12:05 WIB
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Usai bergabungnya PKB dan Nasdem ke kubu Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju, ada kabar yang menyebutkan bahwa koalisi tersebut tak lagi harmonis karena harus merelakan jatah kursi menteri lebih sedikit dengan masuknya dua partai tersebut.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai dengan bertambahnya dua partai politik ke dalam kubu presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran, tak akan membuat kekacauan dalam bagi-bagi jatah kursi menteri. 

"Nah apakah ini menyebabkan kekacauan tidak, tetapi apakah bagi-bagi jatah kursi iya. Di setiap pemerintahan, siapapun itu presidennya pasti akan bagi-bagi jatah kursi menteri. Pasti itu," kata Ujang saat berbincang-bincang dengan Monitorindonesia.com Sabtu (4/5/2024). 

Menurutnya pemerintahan Prabowo-Gibran tak akan jauh berbeda dengan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2019-2024 yang hampir diisi oleh semua partai politik kecuali PKS.  Sedangkan Demokrat yang sebelumnya adalah oposisi bagi pemerintahan Jokowi, kini telah bergabung ke dalam pemerintahannya. 

"Modelnya akan sama, akan mirip dengan koalisi Jokowi yang lalu. Ya setiap pemerintahan yang baru pasti akan membangun konsolidasi dan koalisi pemerintahan yang gemuk, yang besar agar pemerintahannya aman gak di goyang-goyang," ujarnya. 

Sebab kata Ujang, setiap pemerintahan membutuhkan koalisi besar agar dalam konteks membuat kebijakan dan merealisasikan janji-janji kampanye tak mudah ditolak di parlemen. 

Selain itu, kata Ujang dengan bergabungnya Nasdem dan PKB otomatis akan mendapatkan jatah menteri dari Prabowo-Gibran. 

"Ketika partai politik yang kalah bergabung pasti nanti akan dapat jatah menteri, seperti itu kontruksi politik kita. Berkoalisi ya dapat jatah kursi menteri, justru kalau tidak aneh," tukas Ujang. 

Sekadar tahu, Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 diusung oleh 9 kekuatan partai politik, yakni Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, Gelora, PSI, Garuda, Prima dan PSI. 

Sementara Nasdem dan PKB baru saja bergabung ke kubu Prabowo-Gibran usai KPU menetapkan pemenang Pilpres 2024. Selain itu dikabarkan, bahwa PKS dan PPP akan segera menyusul 2 partai sebelumnya untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.