Kemenangan Pramono-Rano Perjelas Kompromi Prabowo-PDIP
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, memaknai kemenangan Pramono-Rano dalam satu putaran memperjelas kompromi antara Presiden Prabowo Subianto dan PDIP.
"Pintu masuk PDIP ke kabinet lebih besar," kata Arifki, Senin (9/12/2024).
Arifki menyoroti sosok Pramono Anung yang sempat menjadi Sekretaris Kabinet di bawah pemerintahan Jokowi sekaligus kader lama PDIP yang punya hubungan baik dengan Megawati Soekarnoputri.
"Secara komunikasi politik [Pramono] diterima [oleh] semua elit. Baik Prabowo maupun Jokowi," ujarnya.
Meski begitu, Arifki menilai sosok Pramono dari segi elektoral tidak memiliki potensi yang sama dengan Ridwan Kamil. "Kalau Ridwan Kamil jadi gubernur Jakarta, tentu secara elektoral dia akan punya ruang untuk menggali potensi untuk maju pada Pilpres 2029 baik sebagai capres atau cawapres," jelas Arifki.
Arifki menyebut sebelum putusan MK mengubah aturan main Pilkada, Ridwan Kamil diusung untuk menjegal Anies Baswedan. Dia bahkan digadang-gadang akan melawan antara kotak kosong atau pasangan calon nonpartai.
"Tapi sekarang elit KIM pun punya pilihan untuk menjaga komunikasi politik di 2029 dengan tidak memberi ruang Ridwan Kamil lebih besar."
Dalam konteks peta perpolitikan yang lebih besar, Arifki menilai hasil Pilkada Jakarta 2024 membuka ruang kompromi yang lebih besar bagi apa yang disebutnya "trilogi kekuasaan yang sedang berkembang", yakni PDIP, kubu Prabowo, dan kubu Jokowi.
Arifki menyoroti berita Jokowi yang dikabarkan dipecat PDIP dan menemui Prabowo di Kertanegara. Dari hasil Pilkada Jakarta ini, sambung Arifki, publik akan melihat apakah Gerindra akan condong ke PDIP atau bersama dengan Jokowi.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno meraih suara terbanyak. Pramono-Rano meraup 2.183.239 suara, setara 50,07% dari total suara pemilih sah di Jakarta.
Merujuk regulasi, KPU menyebut angka itu membuat Pramono-Rano menang satu putaran. Pemilihan putaran kedua hanya akan dilakukan jika tak ada kandidat yang meraih 50%+1% suara.
Topik:
PDIP Prabowo Pilkada Jakarta Pilgub Jakarta