Indonesia Siap Akui Israel Jika Palestina Merdeka, DPR: Bentuk Panel dengan Prancis

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 1 Juni 2025 16:47 WIB
Sukamta (Dok: MI)
Sukamta (Dok: MI)

Jakarta, MI – Sebuah pernyataan berani disampaikan Presiden Prabowo Subianto di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (28/5/2025):. Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel asalkan negara Palestina diakui terlebih dahulu oleh Tel Aviv.

"Indonesia siap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel apabila mereka mengakui kemerdekaan Palestina," ujar Prabowo dalam jumpa pers tersebut. Pernyataan ini menjadi sorotan tajam, menuai respons beragam dari dalam negeri, dari apresiasi hingga kehati-hatian politik."

Salah satu dukungan datang dari Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, yang menilai pernyataan Prabowo dapat menjadi momentum diplomatik untuk memperkuat dorongan terhadap penyelesaian damai di Timur Tengah, khususnya soal konflik Palestina-Israel.

"Kita apresiasi adanya deklarasi bersama Indonesia–Prancis yang dihasilkan dari pertemuan Prabowo dan Macron. Ada pembicaraan konstruktif tentang Palestina. Macron menyatakan bahwa Prancis akan memberikan dorongan baru bagi pengakuan negara Palestina dalam KTT di New York bulan Juni 2025," jelas Sukamta, Minggu (1/6/2025).

Sukamta menilai, perubahan sikap politik Prancis terhadap isu Palestina patut dicermati. "Saya melihat Prancis semakin jengah dengan kebijakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Kini mereka mulai mengambil inisiatif nyata untuk mendorong gencatan senjata dan pengakuan atas kemerdekaan Palestina."

Namun, menurut politisi dari Fraksi PKS itu, syarat utama sebelum Indonesia mengambil langkah diplomatik dengan Israel adalah penghentian pendudukan atas wilayah Palestina. Ia menegaskan, pengakuan terhadap kemerdekaan Palestina tidak bisa setengah hati.

"Ini syarat mutlak untuk bisa dilanjutkannya solusi dua negara (two-state solution)," tegasnya.

Karena itu, Sukamta meminta pemerintah tidak berhenti pada level deklarasi, tapi segera mengambil langkah lanjutan secara konkret bersama Prancis.

"Perlu ada tindak lanjut segera, supaya maksud baik Pak Presiden yang beberapa kali menyuarakan pembelaan terhadap Palestina bisa direalisasikan di lapangan. Saya mendorong agar dibentuk panel bersama antara Indonesia dan Prancis," katanya.

Menurutnya, dalam jangka pendek panel itu harus difokuskan untuk menghentikan kekejaman Israel yang hingga kini masih melakukan genosida, membuka akses bantuan kemanusiaan, dan mendorong kesepakatan gencatan senjata.

"Panel ini juga harus bergerak mendorong pengakuan Palestina di PBB. Prancis, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, tentu punya peran strategis dalam hal ini," tambah Sukamta.

Pernyataan Presiden Prabowo dan tanggapan politisi Senayan menunjukkan dinamika baru dalam diplomasi Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel. Namun, keberhasilan langkah ini akan sangat bergantung pada keberanian dan ketegasan diplomatik Indonesia di level internasional.

Topik:

Palestina Israel Sukamta DPR