Kualitas Pekerja di Indonesia Dinilai Masih Berkutat di Sektor Mikro

wisnu
wisnu
Diperbarui 14 April 2022 08:52 WIB
Jakarta, MI - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan, kualitas pekerjaan di Indonesia masih berkutat di sektor mikro yang tidak stabil, tidak produktif, dan memiliki pendapatan di bawah UMR. Dalam hal ini, lanjutnya, Bank Dunia sudah mengingatkan Indonesia untuk menyiapkan lapangan kerja yang lebih berkualitas. "Kita enggak mungkin membiarkan ini terus menerus," kata dia dalam keterangannya, Rabu (13/4). Maka dari itu, pihaknya ingin membuat UMKM naik kelas, di mana sektor menengah harus menjadi prioritas. Hal ini, kata dia, sebagai upaya meningkatkan kualitas lapangan kerja. Salah satunya, dia mengaku, pihaknya mula melakukan transformasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke sektor formal. [caption id="attachment_409157" align="aligncenter" width="300"] Monitorindonesia.com - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mengunjungi ekspo UMKM di Jogjakarta, Senin (14/2/2022). [humas dpd][/caption]Selain itu, berbagai ekosistem disiapkan guna mendorong UMKM naik kelas sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Cipta Kerja. Seperti kemudahan memperoleh izin usaha (Nomor Induk Berusaha/NIB), sertifikat halal, dan izin edar. Dia menilai pemerintah harus mengoptimalkan kekuatan UMKM dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk sehingga pendapatan UMKM meningkat serta menciptakan lapangan kerja. “Hal ini sangat penting dilakukan karena kekuatan ekonomi UMKM masih kurang diperhitungkan saat ini. Padahal, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 61 persen dan 97 persen penyerapan tenaga kerja ada di sektor UMKM,” ujar Teten. Ketika terjadi penurunan lapangan kerja di sektor formal sejak krisis ekonomi tahun 1998, ungkap Menkop, deindustrialisasi terus berlanjut. Situasi ini mendorong UMKM untuk menghadirkan penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Dari situ, usaha mikro menghasilkan paling banyak tenaga kerja. "Sekarang saya ini nggak mau lagi perbanyak yang mikro, karena realitas sektor mikro hadir disebabkan sektor formal yang tidak berkembang dan deindustrialisasi terjadi,” kata Menteri Teten.

Topik:

UMKM sektor umkm