Waspada! Mengenal Penyakit Akibat Bulu Kucing

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 4 September 2022 12:55 WIB
Jakarta, MI - Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang menggemaskan. Tingkah lakunya yang lucu kadang membuat kita yang awalnya lelah setelah seharian bekerja menjadi segar kembali. Oleh karena itu, hewan ini menjadi salah satu favorit banyak orang. Namun, di balik kegemasan dan kelucuannya, bahaya bulu kucing bisa saja mengintai kita. Apalagi buat mereka yang memiliki alergi terhadap bulu kucing, berhenti memeliharanya mungkin menjadi pilihan tepat. Supaya kamu kelak bisa lebih waspada dan telaten dalam mengurus kucing di rumah, berikut ini terdapat risiko penyakit yang muncul akibat bulu kucing, antara lain: Reaksi Alergi. Reaksi alergi bukan muncul dari bulu kucing, melainkan dari air ludah dan urinenya. Sehingga saat ia menjilat dirinya sendiri, maka bulunya terkena air ludah tersebut. Reaksi alergi yang muncul umumnya bisa sebabkan gejala flu, termasuk di antaranya adalah mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan pada sinus. Selain itu, bulu kucing dapat memicu serangan asma. Penyakit Cakar Kucing (cat scratch disease). Penyakit akibat cakaran kucing umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bakteri Bartonella henselae bisa berpindah pada manusia melalui cakaran atau gigitan kucing. Penularan bakteri bisa melalui cara lain, seperti habis mengelus kucing dan kemudian kamu menyeka mata dengan tangan yang sudah terkontaminasi bakteri. Umumnya muncul benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari. Benjolan tersebut juga bisa diikuti dengan gejala-gejala lain seperti mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening. Bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, penyakit cakar kucing ini tidak memberi akibat serius. Segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit apabila kamu mengalami gejala aneh usai melakukan kontak dengan kucing. Untuk mengunjungi rumah sakit kini bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc tanpa repot dan tanpa antre panjang. Kurap. Infeksi jamur kulit bisa terjadi akibat bulu kucing. Penularannya terjadi saat seseorang membelai kucing dan tidak mencuci tangan setelahnya. Toksoplasmosis. Ini merupakan salah satu penyakit yang cukup dikhawatirkan oleh banyak orang. Toksoplasmosis bisa disebabkan parasit Toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit pada kotorannya. Saat kucing menjilati bulunya, kemungkinan parasit ini bisa tertinggal pada bulu kucing yang kemudian dapat berpindah pada manusia ketika membelainya. Penyakit tokso dari parasit yang dibawa oleh bulu kucing bisa menyebabkan cacat untuk bayi lahir dan rentan mengalami keguguran.

Topik:

-