Satelit Merah Putih 2: Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui Pasca Diluncurkan Telkom dari Cape Canaveral Florida

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 22 Februari 2024 04:47 WIB
Peluncuran Satelit Merah Putih 2 dengan roket Falcon 9 milik SpaceX (Foto: Istimewa)
Peluncuran Satelit Merah Putih 2 dengan roket Falcon 9 milik SpaceX (Foto: Istimewa)

PT TELKOM INDONESIA (Persero) Tbk. bersama anak usahanya, Telkomsat berhasil meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Selasa (20/2) pukul 15.11 waktu setempat atau Rabu (21/2) pukul 03.11 WIB.

Satelit Merah Putih 2 ini memiliki bobot 8.800 pon atau 4.000 kilogram. Dalam proyek ini, Telkomsat bekerja sama dengan SpaceX—perusahaan kedirgantaraan AS—untuk meluncurkan satelit dari bumi menuju ketinggian yang ditentukan menggunakan roket Falcon 9

"Alhamdulillah, Satelit Merah Putih 2 telah berhasil diluncurkan hari ini dengan lancar," kata Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah.

Peluncuran satelit ini akan memperluas konektivitas hingga ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)

"Ini merupakan milestone penting bagi TelkomGroup khususnya dalam mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia bahkan di daerah 3T," lanjut Ririek.

Pasca diluncurkan, apa saja yang perlu diketahui?

Bawa Tiga Misi

Ada tiga misi yang ingin dibawa Telkomsat melalui Satelit Merah Putih 2, menurut Direktur Wholesale and International Service Telkom, Bogi Witjaksono. 

Pertama, meningkatkan ketahanan infrastuktur digital nasional untuk mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia.

Kedua, satelit itu akan menempati, mengamankan, dan mempertahankan, slot orbit Indonesia di 113 derajat Bujur Timur (BT). Pada 17 Agustus 2018, Telkom telah meluncurkan Satelit Merah Putih atau Telkom-4 yang kini berada di slot orbit 108 BT. 

Ketiga, memperkuat portofolio bisnis satelit melalui peningkatan kapasitas internal dari 10 Gbps menjadi 42.4 Gbps.

Menyediakan Layanan Internet Cepat

SpaceX dalam pernyataan tertulis menyebut bahwa setelah mengorbit, satelit ini akan menyediakan layanan internet cepat bagi pelanggan di Indonesia selama 15 tahun ke depan. 

Telkom menjelaskan, Satelit Merah Putih 2 menggunakan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun.

Pabrikasinya dikerjakan oleh Thales Alenia Space asal Prancis selaku kontraktor utama yang menggarap desain, konstruksi, pengujian, dan pengiriman satelit ke lokasi peluncuran. 

Tanggung jawab

Bertanggung jawab terhadap fase launchand early orbit phase (LEOP)—fase awal satelit setelah lepas dari roket peluncur hingga mencapai slot orbit yang diinginkan di 113 BT dan fase in-orbit tests (IOT)—pengujian performa satelit saat berada di slot orbitnya.

“Thales Alenia Space akan memberikan dukungan penuh terhadap sistem pengendalian satelit dari stasiun pengendali (ground control) sekaligus melatih Telkomsat agar siap dalam mengoperasikan broadband satelit ini sepanjang usia satelit,” tulis Telkom.

Tak hanya itu, Telkomsat juga menggandeng Jasindo untuk menjamin risiko satelit serta Telesat sebagai konsultan pengadaan dan manufaktur satelit

Bantu Pemerataan Digital

Telkom merencanakan Satelit Merah Putih 2 beroperasi pada April 2024. Satelit ini akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data, dengan mengurangi kebergantungan kapasitas satelit asing.

Kapasitas

Satelit Merah Putih 2 memiliki kapasitas hingga 32 Gbps. Satelit ini siap membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band untuk menjangkau seluruh area di Indonesia. Merah Putih 2 diharapkan dapat menjadi satelit paling andal di Indonesia sebagai negara yang memiliki curah hujan tinggi. Terlebih lagi C-Band ternama sebagai frekuensi yang memiliki performa paling baik terhadap curah hujan

Pertama Milik Telkom Group 

Merah Putih 2 menjadi satelit ke-11 dan satelit pertama milik TelkomGroup yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau dikenal dengan broadband satelit. 

Kata Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf, teknologi HTS memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam).

Dengan begitu, ia mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut.

“Satelit broadband ini memungkinkan sumber daya frekuensi yang dapat digunakan berulang. Hal ini berpotensi untuk menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS,” kata Lukman.

Performa Terhadap Curah Hujan

Sebagai negara di kawasan khatulistiwa yang memiliki curah hujan tinggi, Satelit Merah Putih 2 diharapkan dapat menjadi satelit HTS atau broadband satellite paling andal (reliable) di Indonesia.

Frekuensi C-Band yang dimiliki Satelit Merah Putih 2 adalah frekuensi yang memiliki performa paling baik terhadap curah hujan.

Jaminan Resiko

Hal tak kalah penting satelit ini adalah soal jaminan resikonya. Maka untuk menjamin ituz Telkomsat menggandeng BUMN Asuransi, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). 

Serta Telesat sebagai konsultan Telkomsat, dalam pengadaan dan manufaktur satelit.

Perusahaan asuransi umum anggota holding BUMN Indonesia Financial Group (IFG), PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo pun telah menyatakan komitmen perusahaan dalam menyediakan produk asuransi satelit.

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema Widayana mengatakan bahwa perusahaan telah menyediakan asuransi untuk satelit selama bertahun-tahun.

“Jasindo juga memiliki reputasi dan pengalaman yang kuat di industri penerbangan dan satelit. Ini menunjukkan bahwa Asuransi Jasindo menjadi salah satu pemain utama untuk asuransi satelit,” kata Brellian, Rabu (21/2).

Sejak 1976, Jasindo telah melindungi satelit di Indonesia, mulai dari peluncuran Satelit Palapa A1 hingga peluncuran anyar Satelit Merah Putih 2. 


“Hingga 2024, dengan peluncuran Satelit Merah Putih 2 ini, Jasindo telah memberikan cakupan asuransi untuk puluhan misi satelit di Indonesia,” tambahnya.

Cermat Pertimbangkan Resiko

Brellian mengaku bahwa produk asuransi satelit merupakan salah satu produk andalan perusahaan yang masuk ke dalam kategori produk dengan segmentasi korporasi.

“Untuk premi, tentunya kami telah tentukan dengan perhitungan yang cermat dan dengan pertimbangan risiko yang kami cover [lindungi],” katanya.

Dia menambahkan bahwa Jasindo menawarkan produk jaminan asuransi terhadap risiko satelit, salah satunya melalui produk launch Insurance. 

Untuk produk ini, Jasindo menjamin periode sejak mesin menyala sampai satelit terpisah dari final stage of the launch vehicle, atau dapat juga berlanjut sampai selesainya fase testing di orbit.

Kerugian atau Kerusakan Turut Dijamin

Berikutnya, Asuransi Jasindo juga menyediakan produk in-orbit insurance untuk menjamin kerugian atau kerusakan fisik satelit selama di orbit atau selama penempatan orbit. 

Brellian menjelaskan bahwa kerugian dapat disebabkan oleh objek di sekitar satelit, temperatur ekstrim, dan radiasi.

“Selain itu, produk Asuransi Satelit dari Jasindo menawarkan perlindungan komprehensif, termasuk total loss yang mencakup kerugian atau kerusakan total". 

"Constructive total loss yang mencakup kerugian di atas 75% dari nilai yang dijamin, dan partial loss yang mencakup kerusakan sebagian,” imbuhnya.

Kunjungi: https://www.telkomsat.co.id/id/ - https://www.telkom.co.id/sites - https://jasindo.co.id/ - https://www.spacex.com/