Gempa M 7,2 Guncang Haiti, Sedikitnya 304 Orang Tewas

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 15 Agustus 2021 07:46 WIB
Monitorindonesia.com - Sedikitnya 304 orang tewas dan ratusan hilang setelah Haiti diguncang gempa berkekuatan 7,2 skala richter yang menghancurkan gereja, hotel dan rumah, dalam tragedi terbaru yang melanda negara Karibia itu. Gempa pada hari Sabtu (14/8/2021), yang melanda barat daya negara itu pada pukul 8.29 pagi waktu setempat. Guncangan gempat terasa di seluruh Karibia dan menghidupkan kembali kenangan menyakitkan dari gempa dahsyat 2010 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang. Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama sebulan, dan mengatakan tidak akan meminta bantuan internasional sampai tingkat kerusakan diketahui. “Yang paling penting adalah memulihkan sebanyak mungkin orang yang selamat di bawah reruntuhan. Kami telah mengetahui bahwa rumah sakit setempat, khususnya di Les Cayes, kewalahan dengan orang-orang yang terluka dan retak.” kata Henry seperti dilansir The Guardian, dikutip Minggu (15/8/2021). Henri mengatakan, Palang Merah Internasional dan rumah sakit di daerah yang tidak terkena dampak membantu merawat yang terluka. Ia  mengimbau warga Haiti untuk bersatu. “Kebutuhannya sangat besar. Kami harus merawat yang terluka dan patah, tetapi juga menyediakan makanan, bantuan, tempat tinggal sementara dan dukungan psikologis, ”katanya. Presiden AS, Joe Biden, segera memberi tanggapan dan menunjuk Samantha Power sebagai pejabat senior yang mengoordinasikan upaya AS untuk membantu Haiti. "USAID akan membantu menilai kerusakan dan membantu dalam pembangunan kembali" kata Biden, yang menyebut Amerika Serikat sebagai "teman dekat dan abadi bagi rakyat Haiti". Semakin banyak negara menawarkan bantuan, termasuk Argentina dan Chili, yang mengatakan sedang bersiap untuk mengirim bantuan kemanusiaan. “Sekali lagi, Haiti dilanda kesulitan,” kata presiden Chili, Sebastián Pinera. Gempa sebelumnya memicu kepanikan di ibu kota, Port-au-Prince, yang sebagian besar diratakan oleh bencana tahun 2010. Seorang warga lokal, Carmelle Charles, menangis ketika dia ingat melarikan diri ke luar setelah gempa terakhir mengguncang rumahnya di lingkungan Delmas.   Sumber: The Guardian

Topik:

Gempa Haiti