Jumlah Wartawan yang Dipenjara Sepanjang 2021 Pecahkan Rekor

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 9 Desember 2021 22:26 WIB
New York, Monitorindonesia.com - Jumlah wartawan di seluruh dunia yang berada di balik jeruji besi sepanjang 2021 mencapai rekor, menurut laporan terkini Komite untuk Perlindungan Jurnalis (CPJ). Organisasi nirlaba itu mengungkapkan bahwa pada tahun ini sebanyak 293 wartawan ditangkap. Sedikitnya 24 wartawan tewas selagi melakukan liputan dan 18 lainnya tewas dengan kondisi yang penuh misteri sehubungan dengan profesi mereka, kata CPJ, Kamis (9/12/2021) dalam survei tahunan mengenai kebebasan pers dan serangan terhadap media. CPJ mengatakan meski alasan penjeblosan ke penjara di setiap negara berbeda-beda, rekor jumlah tersebut mencerminkan pergolakan politik di seluruh dunia dan menjamurnya intoleransi terhadap pelaporan independen. "Ini tahun keenam berturut-turut CPJ mendokumentasikan rekor jumlah awak media yang dibui di seluruh dunia," kata Direktur Eksekutif CPJ Joel Simon lewat pernyataan. Wartawan yang tewas sepanjang 2021 mencakup nama Danish Siddiqui, fotografer Reuters yang tewas dalam serangan Taliban di Afghanistan pada Juli dan Gustavo Sanchez Cabrera yang ditembak dan tewas di Meksiko pada Juni. China menjebloskan 50 pewarta ke penjara, terbanyak dari negara mana pun. Kemudian disusul Myanmar yang menangkap 26 pers, sebagai bagian dari penindakan keras pascakudeta 1 Februari. Mesir mempunyai catatan 25 orang, Vietnam 23 dan Belarus 19 orang, kata CPJ. Untuk pertama kalinya daftar CPJ memasukkan wartawan yang dipenjara di Hong Kong, yang menjadi korban lain dari undang-undang keamanan nasional 2022. Dalam UU itu tertulis bahwa apa pun yang dianggap Beijing sebagai subversi, pemisahaan diri, terorisme atau berkolusi dengan pasukan asing, diancam dengan hukuman penjara seumur hidup. Meksiko, tempat para kuli tinta kerap ditargetkan ketika tugas mereka mengusik geng kriminal atau pejabat korup, masih menjadi 'neraka' di belahan bumi Barat pagi para awak media, menurut CPJ.   Sumber: Reuters-Antara

Topik:

Wartawan