Boric Menangi Pilpres Chili di Usia 35 Tahun

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 20 Desember 2021 10:50 WIB
Chili, Monitorindonesia.com - Gabriel Boric, seorang legislator sayap kiri yang menjadi terkenal selama protes anti-pemerintah terpilih menjadi presiden Chili berikutnya. Dengan hampir 99 persen TPS melaporkan, dia memenangi 56 persen suara, dibandingkan dengan 44 persen untuk lawan konservatifnya, Jose Antonio Kast. Dalam suasana damai yang terlepas dari retorika polarisasi kampanye, Kast segera mengakui kekalahannya. Dia memberi selamat kepada lawannya atas "kemenangan besar" tersebut. Sementara itu, Presiden Sebastian Pinera yang akan turun dari jabatannya, seorang miliarder konservatif, mengadakan konferensi video dengan Boric untuk menawarkan dukungan penuh kepada pemerintahnya selama transisi tiga bulan. “Saya akan menjadi presiden semua orang Chili," kata Boric dalam penampilan singkat di televisi bersama Pinera seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (20/12). Kemenangan ini kemungkinan akan dirasakan di seluruh Amerika Latin yang terpecah secara ideologis di tengah pandemi virus corona. Pandemi telah membalikkan keuntungan ekonomi satu dekade selain mengungkap kekurangan yang sudah berlangsung lama dalam perawatan kesehatan selain memperdalam ketidaksetaraan. Pada usia 35, ia akan menjadi presiden termuda Chili di era modern ketika dia menjabat pada bulan Maret. Dia termasuk di antara beberapa aktivis yang terpilih menjadi anggota Kongres Chili pada tahun 2014 setelah memimpin protes untuk pendidikan berkualitas tinggi. Dalam kampanye, dia berjanji untuk "mengubur" model ekonomi neoliberal yang ditinggalkan oleh kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet 1973-1990 dan menaikkan pajak pada "orang super kaya" untuk memperluas layanan sosial. Dia juga akan memerangi ketidaksetaraan dan meningkatkan perlindungan lingkungan. Pendukung kandidat presiden Chili Gabriel Boric naik di belakang truk saat mereka merayakan kemenangan setelah kandidat mereka memenangkan pemilihan presiden, di Santiago, Chili. Kast, yang memiliki sejarah membela kediktatoran militer Chili di masa lalu, mengungguli Boric dengan dua poin pada putaran pertama pemungutan suara bulan lalu tetapi gagal mendapatkan mayoritas suara. Hal itu membuatnya harus menghadapi pertarungangn head-to-head melawan Boric. Boric mampu membalikkan perbedaan dengan margin yang lebih lebar daripada perkiraan jajak pendapat pra-pemilihan dengan memperluas basisnya di ibu kota, Santiago.[Yohana RJ[