Mengapa Kasus Covid Indonesia Melandai? Simak Penjelasan sang Pakar

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 4 Januari 2022 19:27 WIB
Monitorindonesia.com - Faktor penting yang bekontribusi pada pelandaian kasus Covid-19 di Indonesia diungkap pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia memberikan penjelasan bahwa faktor kekebalan super atau 'super immunity' yang turut mempengaruhi. "Beberapa hari ini ada pernyataan tentang 'super immunity' sebagai salah satu alasan kasus di negara kita dan juga beberapa negara lain dapat tetap melandai," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Menurut Tjandra, para penyintas atau mereka yang sembuh dari sakit covid akan terbentuk antibodi yang disebut imunitas alami. Mereka yang sembuh lalu menerima vaksin covid maka imun tubuhnya akan tumbuh menjadi lebih baik. "Inilah yang belakangan banyak disebut sebagai super immunity, atau nama lainnya hybrid immunity," katanya. Laporan awal penelitian pada jurnal kesehatan internasional “Nature” akhir 2021, kata Tjandra, menunjukkan bahwa serum darah penyintas dengan 'super immunity' punya kemampuan lebih baik untuk menetralisasi beberapa varian covid. "Setidaknya lebih baik daripada netralisasi pada mereka yang mendapat vaksin, tapi sebelumnya tidak pernah sakit. Juga ternyata pemberian vaksin ketiga atau 'booster' akan memberi perlindungan sama seperti 'super-immunity" pada mereka yang belum pernah sakit sebelumnya," ujarnya. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengatakan 'super immunity' memungkinkan mengalami dampak pelemahan efektivitas, khususnya terhadap varian baru seperti Omicron yang hingga saat ini masih diteliti. Tjandra mengatakan pilihan untuk tertular covid agar memperoleh kekebalan alami maupun 'super immunity' bukan sikap yang tepat. Alasannya, seseorang yang jatuh sakit memiliki risiko besar bagi kesehatan dan juga kehidupan. "Ada juga fenomena lain, yaitu bagaimana imunitas tubuh pada seorang yang divaksin covid, tapi kemudian tetap jatuh sakit, yang setidaknya berdasar Jurnal JAMA akhir 2021 juga memberi perlindungan yang baik," katanya. Untuk itu Tjandra mendorong masyarakat untuk segera memperoleh vaksinasi dosis lengkap. Per 1 Januari 2022 menunjukkan masih lebih dari 45 persen masyarakat Indonesia belum mendapat vaksinasi lengkap, sekitar 57 persen lansia juga belum mendapat vaksinasi memadai. "Angka ini harus dikejar dengan segala upaya maksimal kita semua," katanya.   Sumber: Antara