Kasus Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 5 Mei 2022 04:30 WIB
Jakarta, MI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kasus hepatitis yang menyerang usia anak-anak melonjak menjadi 228 kasus. Lonjakan kasus itu sudah meluas ke 20 negara di dunia. "Pada 1 Mei, setidaknya 228 kasus hepatitis yang mungkin dilaporkan ke WHO dari 20 negara dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diselidiki," ujar Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic dalam konferensi pers di Jenewa pada Senin (2/5/2022) sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2022). WHO ini terus menyelidiki peningkatan misterius dalam kasus hepatitis akut pada anak-anak. Ini menjadi persoalan serius mengingat kasus ini sudah menelan korban jiwa. Empat kasus kematian tambahan Dilansir dari New York Post, Selasa (3/5/2022), tidak hanya jumlah kasus hepatitis akut yang naik, namun angka kematian akibat virus itu pun juga mengalami peningkatan. WHO mengatakan, penyakit itu mengakibatkan empat kematian tambahan, sehingga total anak yang meninggal sebanyak 5 orang. Lebih dari 20 anak-anak AS di 10 negara bagian, di antaranya New York, AS, telah terserang penyakit hepatitis akut. Adapun gejala-gejalanya, yakni: Demam Kelelahan Kehilangan nafsu makan Mual Muntah Sakit perut Urin berwarna gelap Tinja berwarna terang Nyeri sendi Penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kekuningan) Dilaporkan, beberapa pasien bahkan memerlukan transplantasi hati. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Surat Edaran (SE) Nomor: HK.02.02/C/2515/2022 menjelaskan mengenai temuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya. Dijelaskan bahwa WHO telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya pada anak-anak usia 11 bulan sampai 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2-22 di Skotlandia Tengah. Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022, jumlah laporan pun terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara dengan rincian Inggris, ada 114 kasus Spanyol ,13 kasus Israel, 12 kasus Amerika Serikat, 9 kasus Denmark, 6 kasus Irlandia, kurang dari 5 kasus Belanda, 4 kasus, Italia, 4 kasus Norwegia, 2 kasus Perancis, 2 kasus Romania, 1 kasus Belgia, 1 kasus. Menurut data terbaru, Inggris saat ini menjadi negara dengan kasus terbanyak, yakni 145 kasus, diikuti oleh AS, Spanyol dan Israel. namun, WHO belum merinci dari 228 kasus ini untuk maisng-masing negara. Hampir selusin negara Eropa lainnya telah melaporkan kemungkinan kasus hepatitis. Pada Senin (2/5/2022), Indonesia melaporkan ada tiga anak berusia 2 tahun, 8 tahun dan 11 tahun, meninggal di Jakarta pada bulan April setelah kemungkinan tertular hepatitis pediatrik. Kasus tambahan sedang diselidiki di Jepang dan juga di Singapura, di mana bayi berusia 10 bulan dirawat di rumah sakit dengan gejala hepatitis. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hepatitis akut merupakan infeksi virus yang menyerang organ hati. Nadia menuturkan hingga saat ini, pihkanya masih dalam tahap penelitian untuk membedakan hepatitis akut dengan hepatitis lainnya. Pasalnya, gejala hepatitis akut ini sama seperti hepatitis yang selama ini diketahui. "Belum diketahui ya secara pasti, tapi hepatitis ini gejalanya seperti gejala hepatitis yang selama ini kita ketahui tapi pola penularan dan jenis virusnya masih diteliti," kata Nadia kepada wartawan, Rabu. Dikatakan Nadia, selama ini hanya diketahui virus hepatitis ada 5 jenis yaitu A, B, C, D, dan E yang menular melalui cerna dan melalui darah/penyakit menular seksual. Nadia menyataan, hepatitis akut ini secara cepat menyebabkan kematian.Dengan begitu, perlu kewaspadaan karena telah menyebar di 12 negara dan jumlah kasusnya sudah cukup banyak dalam waktu singkat dan belum diketahui penyebabnya. Nadia juga mengatakan pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan setelah WHO menyatakan kejadian luar biasa pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia. "Gejala yang ditemukan pada pasien adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran," kata Nadia. Nadia menuturkan jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, serta mengalami penurunan kesadaran, segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Sejak dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus hepatitis akut terus bertambah. Sedikitnya tercatat 170 kasus dilaporkan oleh 12 negara. Penyakit ini menyerang anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Menurut Nadia, penyebab penyakit hepatitis akut belum diketahui sampai saat ini. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri menunjukkan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E, tidak ditemukan pada para pasien penyakit tersebut.[Lin]