Wow! Joki SBMPTN Bayar 500 Juta, PTN Mana Saja?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Juli 2022 20:26 WIB
Jakarta, MI - Kasus joki Ujian Tulis Berbasis Komputer -Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) diduga terjadi bukan hanya di Jawa Timur (Jatim) dan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang ketahuan tetapi hampir ke seluruh Indonesia. Bahkan, bagi mereka yang inging memasuki kampus ternama di Indonesia pun rela membayar berkisar Rp 500 juta. Hal itu diungkapkan oleh akademisi hukum dari Universitas Indonesia (UI) Kurnia Zakaria merespons kasus joki yang kian marak di perguruan tinggi negeri (PTN). "Dengan cukup membayar Rp. 100.000.000, konsumen dijamin masuk PTN dan bila jurusannya semakin favorit misalnya masuk Fakultas kedokteran UI mungkin bisa berkisar Rp 500 juta atau lebih dengan jaminan bila gagal dipotong biaya administrasi dan operasional," jelas Kurnia kepada Monitorindonesia.com, Selasa (26/7). Kurnia menjelaskan, bahwa dalam tahun 2022 berjumlah 75 PTN, 11 PTKIN, 39 Politeknik Negeri lebih kecil 2.990 PTS yang terdaftar di Kemedikbud Ristek Dikti RI, dimana 10 besar PTN itu adalah Universitas Indonesia Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Universitas Pembangunan Indonesia Bandung, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Sumatera Utara Medan. Universitas Brawijaya Malang. "Biasanya, Fakultas favorit Kedokteran, Teknik, Ekonomi dan Bisnis, Hukum, Ilmu Komputer," ungkapnya. Mahasiswa yang baru diterima, jelas Kurnia, melalui jalur Undangan, SNMPTN, UTBK SBMPTN, dan jalur ujian PTN Mandiri. "Biasanya faktor kepintaran belum tentu seorang anak kelas 12 dijamin masuk PTN tetapi kelihaian memilih jurusan yang diminati dan faktor keberuntungan, dan rata-rata yang diterima di PTN setiap tahun berkisar 3-5% dari seluruh peserta yang mendaftar," kata Kurnia. Atas hal inilah, menurut Kurnia, akan menjadi peluang bisnis yang dimanfaatkan joki dan bimbingan belajar untuk meraup keuntungan bisnis di penerimaan mahasiswa baru di PTN. "Karena faktor kualitas, gengsi dan peluang mendapatkan pekerjaan dan melanjutkan pendidikan, maka orang tua rela mengorbankan uang dan waktu demi anaknya bisa masuk ke PTN selain menggunakan jalur koneksi/jaringan relasi kekuasaan," jelas Kurnia. Untuk itu, tegas Kurnia, sebaiknya mutu dan sistem PTS yang ditingkatkan dan sebaiknya juga dibuka lagi peluang PTS buka kelas jauh bukan hanya PTN saja yang boleh. "Toh sudah ada kurikulum kampus merdeka. Larang dulu PTS Internasional masuk buka perwakilan kampus di Indonesia kecuali program Double Degree ( 2 gelar sarjana sekaligus) kuliah 5-6 semester di dalam negeri 2-3 semester di luar negeri dan dipermudah dosen PTS meraih gelar Doktoral dan permudah ijin PTS mempunyai guru besar PTS sendiri," jelasnya. Pendidikan yang bagus, menurut Kurnia adalah pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan berlandaskan kultur budaya moral bangsa sendiri. "Tidak bersifat kebarat-baratan (western minded) dan budaya feodal Pendidikan harus bisa dihilangkan," pungkasnya [Ode]

Topik:

sbmptn Joki