Korban Ledakan di Istanbul Bertambah, Presiden Erdogan Curiga Serangan Teror 

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 November 2022 02:42 WIB
Jakarta, MI - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan curiga ledakan hebat terjadi di Istiklal, Istanbul pada hari Minggu (13/11) serangan dari teror. Korban ledakan tersebut kini bertambah menjadi enam orang yang tewas dan 53 orang mengalami luka "Mungkin salah jika kami mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah teror, tetapi menurut tanda-tanda pertama...ada bau teror di sana," kata Erdogan dalam konferensi pers dilansir dari AFP, Senin (14/11). Diketahui, insiden itu terjadi pada hari Minggu (13/11) sekitar pukul 16.20 atau 13.30 waktu setempat. Dalam pernyataan resmi pertama atas kejadian tersebut, Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya mengatakan bahwa ledakan terjadi pada pukul 16.20 di jalan Istiklal, waktu setempat. "Polisi, tim kesehatan, pemadam kebakaran dan AFAD [Badan Bencana dan Manajemen Darurat] dikirim ke tempat kejadian. Ada laporan korban jiwa dan cedera. Perkembangan akan dibagikan kepada publik," katanya. Rekaman yang dikirim ke Middle East Eye dari tempat kejadian menunjukkan jenazah seorang anak dan seorang pria yang terluka parah. Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan beberapa jenazah tergeletak di jalan. Sumber ledakan masih belum diketahui. Sementara itu, ledakan tambang batu bara pernah terjadi di Turki. Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia. "41 orang tewas setelah ledakan di tambang batu bara di Turki utara," kata presiden negara itu seperti dikutip dari BBC. Penemuan jasad terakhir yang hilang mengakhiri operasi penyelamatan, lebih dari 20 jam setelah ledakan mematikan Jumat 14 Oktober. Sebelumnya menteri dalam negeri Turki mengatakan 58 orang yang bekerja di tambang batu bara ketika ledakan terjadi diselamatkan atau keluar sendiri. Suleyman Soylu mengatakan 10 orang masih dirawat di rumah sakit dan satu lainnya telah dipulangkan. Sekitar 110 orang berada di tambang pada saat ledakan hari Jumat, hampir setengah dari mereka berada di kedalaman lebih dari 300 meter (984 kaki). Kru darurat telah bekerja sepanjang malam, menggali batu untuk mencoba menjangkau orang yang selamat. Rekaman video menunjukkan para penambang muncul dengan mata hitam dan kemerahan disertai penyelamat di fasilitas di Amasra, di pesisir Laut Hitam. Keluarga dan teman-teman yang hilang juga terlihat di tambang, dengan cemas menunggu kabar dari orang yang mereka cintai. Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengunjungi situs di Provinsi Bartin, bersama dengan menteri lainnya, dan memastikan orang terakhir yang hilang telah ditemukan tewas.