Ditantang Debat Jumhur, Mahfud MD: Saya Tak Berani, Mohon Maaf, Saya Menyerah!

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 8 Januari 2023 17:36 WIB
Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku tak berani berdebat dengan Jumhur Hidayat, Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI). “Waduh, Jumhur, dia nantang debat saya? Saya tak berani, mohon maaf, saya menyerah,” kata Mahfud dalam cuitannya seperti dikutip Monitor Indonesia, Minggu (8/1). Pakar Hukum Tata Negara ini bilang, ia mengenal Jumhur sebagai orang yang pandai. Maka dari itu ia enggan untuk berdebat. “Saya kenal dia amat sangat pandai sekali. Kalah saya,” ujarnya. Lebih lanjut, ia pun menyarankan Jumhur agar berdebat dengan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin. “Saya usulkan dia agar menantang debat Ali Mochtar Ngabalin. Biar seimbang. Tapi sy tak tahu Ngabalinnya mau atau tidak,” pungkasnya. Diketahui sebelumnya, Jumhur Hidayat menantang Mahfud MD berdebar soal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja. Hal ini buntut usai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu membela lahirnya Perppu Cipta Kerja yang dinilai bermasalah, salah satunya merugikan buruh. Selain Mahfud, Jumhur juga menantang Yusril Ihza Mahendr. Jumhur bahkan mengaku tak gentar menghadapi dua profesor hukum tersebut secara sekaligus. “Walau Mahfud dan Yusril adalah dua Profesor hukum dan ahli tata negara, saya tidak takut berdebat sekaligus dengan mereka berdua dalam kasus PERPPU Cipta Kerja,” tegas Jumhur, Sabtu (7/1). Meski bukan ahli hukum, Jumhur menegaskan, ia secara prinsip meyakini bahwa hukum sejatinya bersandar pada logika yang benar. “Saya memang bukan ahli hukum. Tapi saya tahu hukum itu adalah logis dan saya dapat nilai ‘A’ untuk mata kuliah ‘Rangkaian Logika’ di jurusan Fisika Teknik di Bandung dulu,” jelas Jumhur. Jumhur mengatakan, walau ia tidak menuduh mereka bodoh dan dungu, yang pasti memang sudah menjadi hal yang lumrah bahwa kekuasaan bisa merubah orang pintar jadi bodoh dan dungu, termasuk profesor juga bisa jadi dungu. “Sebenarnya lebih bagus disebut dungu daripada menjadi intelektual pengkhianat seperti yang disebut Julien Benda pesohor ilmu filsafat dari Perancis seabad lal," katanya. "Jadi sekali lagi saya tantang kedua profesor itu sekaligus dan saya cukup sendiri saja. Kasih saya 10 menit saja, insya Allah mereka berdua akan ‘KO’, kecuali kalau mau debat kusir nir logika, itu bisa seharian ngga selesai,” sambungnya. Jumhur mengaku sangat siap berdebat dengan Yusril dan Mahfud Md di mana pun. “Saya juga mohon kepada siapapun yang siap jadi fasilitator debat itu. Bisa di depan forum terbuka atau di podcast atau apa saja. Pokoknya 10 menit saja cukup, mereka akan saya buat KO,” tandasnya.