Tinggalkan Istana, Eks Mentan Syahrul Harap Pemberantasan Korupsi Tidak Terkontaminasi Kepentingan Politik Praktis

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 9 Oktober 2023 03:44 WIB
Jakarta, MI - Sebelum meninggalkan Istana Merdeka, Minggu (8/10/2023) malam, eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap agar pemberantasan korupsi tidak gampang terkontaminasi oleh kepentingan politik praktis. Diketahui pertemuan politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakan waktu 1 jam lamanya. Syahrul dalam kesempatan itu mengungkapkan sejumlah bahasan. Awalnya, Syahrul menyampaikan terima kasih sekaligus pamit kepada Jokowi karena tidak dapat membantu Kepala Negara hingga sampai akhir masa jabatannya. Syahrul pun membeberkan laporan kinerjanya selama menjadi Menteri Pertanian sejak 2019 - 2023. Ia menyebut 71 penghargaan dan apresiasi yang diterima Kementerian Pertanian dari 2019-2022. “Segala penghargaan yang saya terima selama jadi Menteri sesungguhnya adalah penghargaan untuk bapak Presiden," kata Syahrul dalam rilisnya dikutip pada Senin (9/10). "Saya hanya melanjutkan visi dan misi bapak Presiden agar pertanian RI lebih maju dan masyarakat mendapatkan manfaat,” timpalnya. Selama menjadi Mentan, klaim dia, terdapat sejumlah prestasi yang cukup mendasar di bidang Pertanian. Misalnya, di tengah kondisi yang sulit saat diterpa pandemi, hanya 3 sektor yang mengalamai pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha dengan torehan positif, yaitu pertanian (16,24 persen), Infokom (3,44 persen), dan Pengadaan Air (1,28persen). Nilai ekspor pertanian, ungkap Syahrul, meningkat tajam dari 2019 sampai dengan 2022, yaitu dari Rp 390,16 triliun menjadi Rp 658,18 triliun. Kemudian dari sisi produksi beras nasional pun pada pada 2021 dan 2022 naik 0,18 juta ton, mencapai 31,54 juta ton pada tahun 2022. Syahrul menegaskan bahwa proses hukum yang sedang berjalan saat ini akan dihadapinya secara koperatif dan dengan penghormatan terhadap hukum yang berlaku. “Demikian, saya sampaikan hal ini pada seluruh masyarakat Indonesia. Saya berharap semoga ke depan Pertanian Indonesia menjadi jauh lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia," harapnya. "Semoga ke depan upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi lebih kuat dan dilakukan secara bersih, serta tidak terkontaminasi dengan kepentingan politik praktis,” imbuh Syahrul. Sebagai informasi bahwa, Syahrul Yasin Limpo telah digantikan oleh seorang Plt Mentan yakni Arief Prasetyo Adi yang merupakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas). Penunjukkan oleh Presiden Jokowi ini menyusul pengunduran diri Menteri Pertanian sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo beberapa hari lalu. Alasannya, agar Kementerian Pertanian lebih koordinatif dan mudah saat bekerja. Khususnya saat menangani persoalan pangan dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Bulog, Badan Pangan Nasional dan Kementerian Perdagangan. "Jadi untuk konsolidasi saja biar lebih memudahkan," kata Jokowi, dalam keterangannya kemarin. Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Adri menjelaskan layanan dan program kerja pertanian tetap berjalan. Selain itu juga terus berupaya melanjutkan program peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Salah satu yang disinggung jadi tantangan berat saat ini adalah Elnino. Kementan memastikan akan menjaga produksi pangan nasional bersama dengan petani. "Sesuai arahan Bapak Presiden, kita akan terus memperkuat kolaborasi dengan semua pihak terutama dalam mendampingi petani memperkuat produksi pertanian," ujar Kuntoro. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan telah menetapkan Syahrul dan dua bawahannya menjadi tersangka dugaan korupsi. Tidak berselang lama, dia menyerahkan surat pengunduran diri pada Kamis (5/10). Alasan pengunduran diri itu ingin fokus pada urusan hukum yang tengah menjeratnya saat ini. "Alasan saya adalah ada proses hukum yang saya hadapi dan saya harus siap hadapi secara serius," ujarnya. Dia juga berharap masyarakat tidak menghakimi lebih dulu sebelum adanya hasil pemeriksaan dan putusan pengadilan. "Tentu biarkan proses hukum berlangsung dengan baik dan saya siap hadapi," kata Syahrul. (Wan)