Komisi VI Minta Garuda Indonesia Berikan Penjelasan Soal Bebagai Macam Masalah Penerbangan Selama Musim Haji 2024

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 3 Juli 2024 15:17 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung (Foto: Ist)
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Komisi VI DPR RI gelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setia Putra dan jajarannya untuk mengevaluasi kinerja korporasi tahun 2023 dan evaluasi pelaksanaan haji tahun 2024.

Di meja pimpinan, Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung, memimpin langsung sekaligus membuka RDP tersebut di ruang rapat Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/7/2024). 

"Rapat Dengar pendapat hari ini telah dihadiri dan ditandatangani oleh 22 dari 55 anggota Komisi 6 DPR RI yang terdiri atas 7 fraksi dengan 5 anggota izin, dengan demikian forum telah terpenuhi," kata Martin. 

"Maka perkenankan kami membuka rapat dengar pendapat pada hari ini dan rapat saya nyatakan terbuka untuk umum," ucap Martin yang kemudian dijawab "setuju" oleh peserta rapat. 

Kata Martin, Garuda Indonesia sebagai mitra Komisi VI ingin mengetahui berbagai macam persoalan yang terjadi selama musim haji 2024.

"Saat ini kami ingin mengetahui apa penyebab dari berbagai masalah yang kita baca di berita terkait dengan pelayanan Haji, ada insiden pada operasional pelayanan musim haji 2024," ujarnya. 

"Diantaranya satu masalah teknis pada pesawat Garuda seperti AC pesawat yang disebutkan mati, juga ada mesin pesawat yang rusak dan terbakar. Kami juga mendapatkan masukan dari berbagai pihak dan juga ada di berita penerbangan yang delay hingga 5 jam dan 12 jam," tambahnya. 

Sebab itu, kata Martin, dalam forum tersebut pihaknya meminta penjelasan sejelas-jelasnya terkait berbagai macam kendala tersebut, dan berharap Garuda Indonesia dapat memperbaiki pelayanannya terutama pada musim haji. 

"Tentunya ini akan menjadi satu perhatian agar pelayanan PT Garuda Indonesia semakin baik kedepannya, terutama pada saat musim haji di mana memang banyak dari warga Indonesia yang menjadi jemaat Haji," demikian Martin.